Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Cerdas Cermat Ala-Ala, Games Lebaran Seru bersama Keluarga

9 April 2024   14:27 Diperbarui: 9 April 2024   14:30 1262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana lebaran. | Foto Dokumentasi pribadi

Hari Raya Idulfitri merupakan momen untuk berkumpul bersama keluarga besar. Terlebih bila kakek dan nenek masih ada. Hampir semua anggota keluarga biasanya hadir. Menginap. Ada yang menginap sejak jauh-jauh hari, ada juga yang baru datang satu atau dua hari sebelum lebaran.

Namun, meski hampir semua anggota keluarga besar hadir, momen Hari Raya Idulfitri terkadang terasa garing. Membosankan. Anggota keluarga bergerombol membentuk kelompok masing-masing. Ada yang memilih berkeliling kampung, mengobrol, ngemall, jajan bakso, hingga menonton ke bioskop.

Momen satu tahun sekali yang begitu ditunggu agar dapat berkumpul dan bercengkrama bersama seluruh anggota keluarga besar menjadi ambyar. Meski berada dalam satu naungan atap, tetap saja berkelompok-kelompok.

Eratkan Silaturahmi dengan Games

Agar keluarga besar lebih berbaur. Tidak berkumpul berdasarkan gender, keluarga inti, atau usia. Suasana lebaran juga menjadi lebih cair, seru, dan menyenangkan, ada baiknya membuat games.


Namun, karena tujuan utamanya untuk seru-seruan, tentu permainan yang dimainkan juga jangan terlalu serius. Pilih games yang tidak susah sehingga dapat diikuti semua kalangan, orang tua maupun anak-anak.  Selain itu, harus heboh dan dapat mengeratkan jalinan kekeluargaan.

Bikin Cerdas Cermat Ala Ala

Permainan yang mudah dibuat dan dapat melibatkan seluruh anggota keluarga adalah cerdas cermat. Cerdas cermat ini  bisa melibatkan seluruh anggota keluarga karena anggota per tim tentu tidak dibatasi. Selama jumlah anggota setiap kelompok seimbang, oke-oke saja. Apalagi ini juga cerdas cermat ala ala.

Misalkan seluruh anggota keluarga besar yang memungkinkan dapat berpartisipasi ada 25 orang, bikin saja lima kelompok. Pilih lima orang untuk ketua kelompok. Nah, untuk anggotanya dikocok. Sehingga, setiap kelompok mendapat anggota secara adil. Sesuai keberuntungan hehe.

Atau bisa juga ketua kelompok memilih sendiri anggotanya. Namun, agar adil, satu keluarga inti tidak berkumpul di satu kelompok, sebelum memilih harus dibuat kelompok berdasarkan kategori. Setiap kelompok bisa dikategorikan berdasarkan keluarga inti, gender, atau usia. Jadi nanti, setiap ketua kelompok harus memilih satu anggota dari setiap kelompok yang sudah dikategorikan tersebut.

Jadi, setiap kelompok diharapkan terdiri dari anggota yang berbeda keluarga inti, berbeda usia, atau bahkan berbeda gender. Lebih membaur dan merata. Tidak orang tua-orang tua saja, remaja-remaja saja.

Hadiah Didapat dari Urunan Setiap Keluarga

Untuk hadiah bisa didapat dari urunan setiap keluarga inti. Jumlahnya dapat ditentukan sama rata, atau secara sukarela. Apalagi kemampuan finansial setiap keluarga terkadang berbeda. Ada yang diberi kelebihan rezeki, ada juga yang sudah bisa mudik saja sudah alhamdulillah.

Agar tidak memberatkan, bisa juga dana buat salam tempel, dialihkan untuk hadiah cerdas cermat tersebut. Toh nanti yang menikmati hadiah tersebut seluruh keluarga besar juga, meski mungkin jumlahnya akan berbeda-beda karena hadiah untuk setiap juara tentu berbeda. Lha, kalau sama rata bukan lomba dong namanya haha.

Intinya hadiah untuk lomba ini jangan memberatkan, apalagi tujuan utamanya untuk seru-seruan. Apalagi ini juga bersama keluarga besar. Jangan sampai gara-gara membuat games seperti ini, lebaran tahun depan ada yang sengaja tidak mudik karena merasa keberatan urunan untuk hadiah.

Bikin Soal Nyeleneh

Agar lomba cerdas cermat ini terasa lebih seru, jangan membuat soal yang serius. Buat saja soal yang nyeleneh, bahkan mungkin tidak terpikir akan keluar oleh seluruh keluarga besar.

Misalkan, ada berapa banyak jumlah kursi yang dideretkan di ruang tamu rumah nenek? Atau bisa juga, ada berapa pohon jambu yang ditanam kakek di halaman depan rumah?

Lombanya dibuat dua babak. Babak pertama semua kelompok mendapat soal dengan jumlah yang sama secara bergantian. Misalkan kelompok A dapat lima soal, kelompok B lima soal, kelompok C lima soal, kelompok D lima soal, dan kelompok E juga lima soal.

Bila saat giliran kelompok A tidak dapat menjawab soal tersebut, dapat dialihkan ke kelompok B, bila kelompok B tidak dapat menjawab dialihkan ke kelompok C. Soal yang tidak dapat dijawab hanya boleh dialihkan ke dua kelompok terdekat.

Bila kelompok yang dapat pengalihan soal itu menjawab, tetapi salah, tidak dikurangi nilai. Tetapi juga tidak mendapat penambahan nilai. Bila menjawab betul, baru mendapat tambahan poin.

Begitu seterusnya.

Agar gamesnya lebih seru dan penuh interaksi, peserta boleh mengecek dan menghitung ke lokasi, hanya saja diberi batasan waktu. Misalkan hanya lima detik, atau 10 detik. Biar mereka berlari-lari tidak karuan hehe.

Kalau mau lebih mudah, babak pertama bisa dibuat soal pilihan ganda. Sementara untuk babak kedua, yakni babak rebutan, yang kalau bisa menjawab mendapat poin, dan kalau salah menjawab dikurangi nilai, bisa dibuat soal tanpa pilihan. Jadi, harus punya jawaban sendiri.

Games seperti ini tidak hanya untuk seru-seruan, tetapi juga untuk melatih lebih peduli dan mengenal lingkungan sekitar.

Agar lebih mengenal hal-hal kecil dari seluruh anggota keluarga, bisa juga diajukan pertanyaan mengenai anggota keluarga yang ada di keluarga besar.

Terkadang, meski masih satu keluarga, kita hanya tahu nama panggilan si anggota keluarga itu, tidak tahu nama lengkapnya. Nah, bisa juga ditanyakan, sebutkan nama lengkap dari Chaca! Atau bisa juga ditanyakan, Dini saat ini bersekolah di....

Anggota kelompok lain, atau bahkan penonton, yang tahu jawabannya dilarang membantu menjawab. Kalau ngeyel bantu menjawab, soal tersebut gugur, dan yang membantu menjawab didenda Rp20.000 untuk setiap jawaban yang ia jawab. Uang denda tersebut nanti dibagi rata untuk hadiah yang dibagikan.

Tunjuk Satu Pembuat Soal

Untuk meminimalisir kebocoran soal, tunjuk satu orang untuk membuat soal dan membacakan soal tersebut saat lomba. Kalau soalnya sudah bocor, tidak akan seru lagi. Tidak spontan juga jawabannya.

Pembuat soal idealnya dari keluarga besar kita sendiri yang banyak tahu seluk beluk keluarga, hanya saja ia bisa dipercaya tidak akan membocorkan soal tersebut ke salah satu pihak.

Ah, lagian gamesnya buat seru-seruan, buat apa juga bela-belain minta bocoran soal hehe.

Nah, kalau teman-teman Kompasianer, biasanya suka bermain games juga kah saat Hari Raya Idulfitri? Permainan apa yang dimainkan? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar.

Salam Kompasiana! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun