Ada satu tradisi yang biasa disiapkan warga Batam, Kepulauan Riau, menjelang Idulfitri tiba. Beberapa hari menjelang bulan Ramadan berakhir, warga kota yang dipimpin HM Rudi ini umumnya memberi bingkisan berupa minuman kaleng aneka rasa kepada keluarga, kerabat, relasi, maupun sahabat.
Bingkisan Andalan Pibadi dan Perusahaan
Minuman kaleng merupakan bingkisan andalan warga Batam untuk Hari Raya Idulfitri. Bingkisan ini tidak hanya diberikan pribadi ke pribadi, tetapi perusahaan ke karyawan, perusahaan ke instansi.
Biasanya beberapa hari menjelang Hari Raya Idulfitri, perusahaan akan membagi-bagikan minuman kaleng ke karyawan, perusahaan juga akan membagikan ke beberapa relasi terdekat.
Ada yang diberikan secara langsung dengan meminta si penerima datang ke kantor, ada juga yang diberikan berupa kupon. Nanti si penerima kupon harus menukarkan kupon tersebut di toko yang sudah bekerja sama.
Kupon biasanya diberikan karena minuman kaleng yang diberikan cukup banyak, bisa lebih dari lima case/krat/kotak. Sehingga, untuk efektivitas, si penerima diminta menukarkan kupon tersebut ke toko yang ditunjuk.
Tidak hanya itu, untuk relasi tertentu perusahaan bahkan ada yang mendatangi langsung rumah-rumah yang akan diberi. Beberapa kali Ramadan, saya sempat berkeliling mendampingi petugas yang ditunjuk perusahaan menyerahkan bingkisan tersebut kepada relasi-relasi yang lumayan dekat, atau memiliki jabatan lumayan tinggi.
Minuman Kaleng Disuguhkan untuk Jamuan Idulfitri
Saya kurang tahu kapan tradisi mengirim bingkisan minuman kaleng ini dimulai di Batam. Hanya saja, sejak saya pindah ke Batam sekitar 14 tahun lalu, tradisi ini sudah mulai dijalankan.
Hal tersebut mungkin dikarenakan warga Batam biasa menghidangkan minuman kaleng sebagai hidangan pelengkap saat menjamu tamu. Ada yang dihidangkan begitu saja, ada yang dalam versi dingin. Dimasukan ke kulkas terlebih dahulu.
Jadi, minuman kaleng tersebut dihidangkan bersama kue-kue dan hidangan khas lebaran, seperti kue putri salju, kastangel, nastar, kue bilis gulung, marbel cake, ketupat, opor ayam, gulai kambing, dan lainnya.
Usai bersantap hidangan yang diberikan oleh si tuan rumah, para tamu biasanya meminum minuman kaleng tersebut. Tua dan muda, laki-laki maupun perempuan, lebih memilih minuman kaleng.
Simpel dan Terjangkau
Alasan lain minuman kaleng populer di Batam sebagai bingkisan lebaran sepertinya karena harganya cukup terjangkau. Selain itu, tidak perlu dikemas ulang. Cukup diberikan begitu saja.
Harga minuman kaleng di setiap toko bervariasi, tergantung dari merk, rasa, dan jumlah minuman itu per casenya. Minuman kaleng isi 12, tentu harganya berbeda dengan yang isi 24.
Harga minuman tersebut umumnya dibawah Rp100.000 per case, bahkan ada yang dibawah Rp50.000.
Tidak hanya itu, minuman kaleng menjadi hadiah favorit yang diberikan saat lebaran karena rasa yang disediakan juga cukup variatif, ada yang bersoda, ada yang non soda. Ada yang rasa buah-buahan seperti stroberi, leci, melon, dan jeruk, ada juga yang rasa cincau, susu kedelai, bunga krisan, hingga sarang burung.
Selain itu, jumlah minuman kaleng yang akan diberikan tinggal disesuaikan saja dengan tingkat kedekatan kita dengan orang yang akan diberi. Bila dirasa tidak terlalu dekat, cukup diberi satu case, bila lumayan dekat bisa memberi dua case sekaligus, dengan rasa soda dan non soda. Atau bahkan lebih.
Pendamping untuk Bingkisan Lain
Saat memberi bingkisan kepada keluarga dekat, orang tua atau mertua misalkan, terkadang kita memberi bingkisan yang lebih personal. Kue lebaran yang dipesan khusus misalkan, atau malah yang dibuat sendiri.
Terkadang juga malah memberikan bahan pakaian, mukena, hingga pakaian muslim yang siap pakai. Namun, biasanya minuman kaleng ini tetap tidak ketinggalan diberi sebagai bingkisan.
Selain itu, saat diberikan kepada keluarga terdekat, kita biasanya bertanya dulu, mau rasa apa, mau yang bersoda atau non soda. Sehingga, minuman kaleng tersebut betul-betul sesuai dengan selera keluarga dekat yang akan menerima.
Terkadang ada yang lebih suka diberi rasa cincau, ada juga yang ingin rasa susu kedelai. Atau malah ada yang meminta secara khusus diberi saja yang rasa soda. Lebih pas katanya saat lebaran.
Nah, kalau teman-teman Kompasianer, biasanya menyiapkan bingkisan apa untuk lebaran? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar.
Salam Kompasiana! (*)
