Terlebih seperti yang kita tahu, bila membayar zakat fitrah di masjid di akhir Ramadan seperti ini, masjid biasanya ramai. Ada banyak umat muslim yang antre untuk membayar zakat fitrah. Alhasil, risiko tertular Covid-19 lebih besar. Sebab, kita tidak tahu kan salah satu dari mereka membawa virus tersebut atau tidak.
Tak hanya itu, dengan membayar zakat fitrah secara digital kita juga bisa lebih jauh membantu orang yang benar-benar membutuhkan, melintasi kota dan provinsi tempat kita tinggal. Terkadang ada mustahik yang tinggal di daerah yang minim umat muslim.
Alhasil, saat Idulfitri khawatir tidak bisa merayakannya dengan baik karena terlalu sedikit yang berzakat. Salah satu manfaat zakat fitrah untuk para mustahik adalah agar mereka juga bisa merayakan Idulfitri dengan suka cita. Itu makanya zakat fitrah wajib dikeluarkan sebelum salat Idulfitri.
Nah, dengan zakat fitrah online kita bisa membantu mereka. Penyaluran zakat fitrah jadi bisa lebih merata. Apalagi badan/lembaga amil zakat umumnya sudah tahu mustahik di daerah mana saja yang harus diberi bantuan dana zakat.
Selain zakat fitrah, badan/lembaga amil zakat juga umumnya menerima zakat mal atau zakat harta, zakat penghasilan, donasi, dan sedekah secara online. Bila ingin bersedekah atau menyalurkan zakat selain zakat fitrah tinggal dipilih saja, diikuti panduannya agar tidak salah klik.
Anw, teman-teman Kompasianer yang muslim sudah zakat fitrah kah? Ditunaikan secara online atau konvensional? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar. Salam Kompasiana! (*)
