Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ini Hal yang Pasti Dirindukan Saat Ramadan Berlalu

12 Juni 2018   22:17 Diperbarui: 12 Juni 2018   22:22 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi gulfnews.com

Ramadan 1439 sebentar lagi berlalu. Hanya tinggal hitungan hari, sekitar 48 jam mendatang. Apalagi menurut beberapa ulama, pergantian hari dalam Islam dimulai saat adzan magrib berkumandang, bukan saat jam menunjukan pukul 24:00 seperti halnya pergantian hari dalam tahun masehi. Setelah Ramadan benar-benar berlalu pasti ada banyak hal yang dirindukan. Salah satunya beberapa hal berikut ini.

Shalat Tarawih Berjamaah

Ini kegiatan yang paling dirindukan diluar bulan Ramadan. Meski tidak setiap malam melaksanakan karena satu dan lain hal, kegiatan shalat tarawih dan witir hingga 23 rakaat pasti sangat dirindukan. Kangen menyemangati diri, sambil menghitung dalam hati sudah berapa rakaat yang dilakukan.

Nanti pasti kangen juga mengendalikan diri untuk tidak "mengintip" ponsel setiap kali ada jeda antar rakaat saat sahalat tarawih. Apalagi tarawih hanya dilakukan satu tahun sekali, saat Ramadan berlangsung. Di luar itu tidak diperkenankan melakukan shalat tersebut dengan alasan apapun.

Apalagi saat pulang dan pergi shalat tarawih biasanya bareng-bareng pergi bersama keluarga, terkadang sengaja berangkat bersama dengan tetangga terdekat, samping kiri-kanan dan depan. Sehingga, dapat lebih mengeratkan tali silaturahmi. Sepanjang jalan menuju dan pulang dari masjid bisa sambil mengobrol ringan.

Terlebih pada hari-hari biasa belum tentu bertemu dengan tetangga sesering saat Ramadan. Meski rumah hanya berjarak beberapa jengkal, kesibukan masing-masing membuat kami sesama tetangga jarang bersua. Kalau pun bertemu paling hanya sekadar berbasa-basi singkat, terkadang hanya tersenyum tanpa berkata apapun.

Sahur dan Buka Puasa Bersama

Selama Bulan Ramadan seluruh anggota keluarga pasti berkumpul bersama untuk sahur. Menikmati aneka hidangan sambil mengobrol ringan. Setiap hari selama Ramadan kami melakukan hal tersebut. Nanti setelah Ramadan berlalu, hal tersebut pasti akan sangat dirindukan.

Pada hari biasa hanya sesekali kami sarapan bersama dalam satu meja. Biasanya siapa yang sudah siap lebih dulu, ia akan sarapan lebih cepat. Terkadang salah satu anggota keluarga masih bersiap mandi, satunya lagi menyiapkan beragam hal untuk kegiatan hari itu, sehingga jadwal untuk sarapan tidak pernah sama.

Sesekali malah lebih memilih untuk sarapan di kantor, atau di tempat aktivitas yang akan dituju. Apalagi bila di kantor atau di tempat aktivitas yang akan dituju tersebut sedang ada acara dan disiapkan sarapan. Sehingga, kebersamaan saat pagi akan berlalu begitu saja. Tidak seintens saat Ramadan.

Begitupula dengan momen buka puasa. Saat Ramadan, sebisa mungkin berbuka puasa di rumah, makan bersama keluarga. Kecuali saat adzan magrib berkumandang ada kegiatan lain yang harus dilakukan di luar rumah, atau ada kegiatan berbuka puasa bersama dengan teman kantor atau teman komunitas. Sehingga, kebersamaan dengan keluarga lebih terasa. Hari-hari biasa umumnya pulang ke rumah menyesuaikan dengan kegiatan. Tidak sebegitunya memaksakan diri pulang sebelum adzan magrib berkumandang.

Jajanan Lezat yang Melimpah

Saat Ramadan banyak ibu rumah tangga yang berlalih profesi menjadi penjual makanan untuk berbuka puasa. Alhasil setiap sore, hampir di setiap titik perumahan dan trotoar jalan besar ada banyak penjual makanan untuk berbuka puasa. Jenisnya sangat variatif, dengan harga yang terjangkau.

Pada hari-hari biasa lumayan banyak juga penjual makanan, namun jumlahnya tidak sebanyak saat Ramadan. Selain itu, penjual makanan hanya mangkal di tetmpat-tempat tertentu, tidak di setiap perumahan ataupun titik jalan utama yang lumayan ramai pengunjung.

Suasana yang Lebih Syahdu

Dibanding hari-hari lain, suasana di Bulan Ramadan terasa lebih syahdu. Pengeras suara masjid lebih sering mengumandangkan lantunan-lantunan ayat suci, terutama saat sahur dan menjelang berbuka puasa. Belum lagi ajakan untuk menjalankan beragam ibadah, baik ibadah wajib maupun sunnah.

Pada hari biasa, suasana seperti itu juga kerap terjadi, namun memang tidak seintens dan sesyahdu saat Ramadan. Biasanya lantunan ayat suci pada hari-hari biasa yang terdengar dari masjid dekat rumah lebih banyak dilantunkan oleh anak-anak saat akhir pekan, setiap Sabtu dan Minggu pagi.

Tempat Makan yang Beroperasi hingga Menjelang Imsak

Saat Ramadan, keluar rumah pukul 02:00 WIB bukan sesuatu yang menakutkan. Tidak ada rasa mencekam seperti hari-hari biasa. Pasalnya pada jam tersebut sudah banyak yang mulai beraktivitas di luar rumah. Umumnya para warga sekitar berbuka puasa di warung-warung makan yang buka hingga imsak menjelang.

Apalagi juga tak sedikit minimarket sekitar rumah yang beroperasi hingga 24 jam. Meski demikian kalau hari-hari biasa saya berpikir dua kali untuk pergi berbelanja ditas pukul 23:00 WIB. Namun saat Ramadan, pergi lewat tengah malam pun saya berani. Suasana pukul 02:00 dan 03:00 dinihari seperti suasana pukul 20:00 dan 21:00 WIB. Ramai banyak orang.

Ah, sebenarnya ada lebih banyak hal lagi yang akan dirindukan saat Ramadan benar-benar berlalu, mulai dari semangat untuk lebih baik, lecutan untuk menjalankan shalat wajib di awal waktu, berupaya lebih sabar dan tidak mengumbar emosi, hingga rasa welas asih yang meningkat.

Hal-hal itu sebenarnya bisa dilakukan di waktu-waktu di luar Ramadan, namun entahlah, Ramadan sepertinya memberi kesan tersendiri yang memang berbeda dengan bulan-bulan lain. Kalau buat teman-teman Kompasianer, hal apa yang paling akan dirindukan setelah Ramadan berlalu? Salam Kompasiana! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun