Saat iseng browsing pada pertengahan Oktober 2017 lalu, saya tidak sengaja menemukan flyer informasi perlombaan Anugerah Pewarta Wisata Indonesia (APWI) 2017 di salah satu blog yang sering menginformasikan mengenai beragam lomba penulisan. Namun saat itu saya abaikan.
Meski ada keterangan bahwa lomba itu memperebutkan piala Menteri Pariwisata RI, saya tidak tertarik untuk ikut berpartisipasi. Hal tersebut dikarenakan, pada informasi lomba tidak dicantumkan kapan dan di mana hasil lomba tersebut akan diumumkan. Entahlah, saya sedikit "alergi" dengan lomba-lomba yang tidak pasti kapan dan di mana pengumumannya. Takut di-php hehe.

Akhirnya, satu minggu menjelang deadline, saya menyiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan. Saya juga mulai mencari tulisan mana yang kira-kira layak kirim. Awalnya saya akan mengirim tulisan terkait pengalaman saya saat berlibur ke Bintan, Kepulauan Riau. Alasannya, pantai-pantai di wilayah tersebut begitu indah, selain itu agar mewakili provinsi tempat saya tinggal.

Setelah yakin tulisan itu sesuai dengan yang dipersyaratkan, saya lalu mengirimkan identitas diri dan link tulisan dari Kompasiana tersebut melalui surel ke panitia, kemudian tulisan itu saya cetak, lalu dikirimkan ke kantor panitia di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata RI sambil tak henti berdoa semoga jasa pengirimannya tidak bermasalah. Maklum saya mengirim berkas tersebut hanya empat hari menjelang deadline.

Setelah dua bulan berlalu, saya sudah melupakan perlombaan tersebut. Apalagi tulisan yang saya kirim itu tidak saya poles ulang karena memang tidak tahu akan diikutsertakan lomba. Saya baru tahu dan baru memutuskan ikut peruntungan APWI 2017 setelah masa publikasi tulisan di blog jauh berlalu.
Saat itu saya berpikir, daripada bermasalah, lebih baik saya kirimkan apa adanya. Apalagi  bila kita mengedit tulisan di Kompasiana, akan terlihat dengan jelas tanggal dan jam saat tulisan tersebut diperbarui --bila kita membuka tulisan itu melalui komputer. Namun bila membaca melalui ponsel tidak akan terlihat. Hanya saja saya berpikir, para dewan juri kemungkinan besar akan membaca tulisan para peserta melalui desktop/laptop.
Saya hanya berandai-andai, kalau saja saya tahu dari awal tulisan tersebut  akan dikirimkan untuk lomba, mungkin saya tidak akan terlalu jujur bercerita saat kelimpungan mencari toilet di Penanjakan Bromo, dan akhirnya minta tolong salah satu teman untuk menutupi saya saat (maaf) pipis sembarangan hehe.
Namun alhamdulillah, meski bercerita apa adanya, saya beruntung bisa meraih Juara II APWI 2017 untuk kategori blogger yang baru tahun ini diikutsertakan. Sehingga, saya berhak mendapat piala dan piagam dari Menteri Pariwisata RI yang diserahkan langsung oleh sang menteri Arief Yahya di Gedung Sapta Pesona, Senin (11/12). Selain itu juga mendapatkan uang tunai sebesar Rp8 juta.
Jujur, saya tidak pernah menyangka bila tulisan saya tersebut akan menjadi salah satu juara APWI 2017. Saya sempat kaget saat mendapat undangan yang dikirim panitia melalui e-mail. Apalagi tulisan itu saya buat karena saat itu memang hanya ingin menulis di Kompasiana namun sudah kehabisan ide, dan tiba-tiba teringat bila pengalaman jalan-jalan saya yang sudah berlalu beberapa bulan, belum dituliskan karena terlalu bersemangat menulis beragam artikel mengenai Batam dan kota/kabupaten di sekitarnya.
Satu hal yang dapat saya ambil hikmah dari kemenangan APWI ini, tulislah segala sesuatu di Kompasiana ini dengan sepenuh hati, dengan sebaik-baiknya, karena siapa tahu bisa diikutkan lomba dan mendapat hadiah yang menggiurkan --mendapat penghargaan langsung dari menteri menurut saya sangat membanggakan, apalagi hadiah uang tunainya yang tidak sedikit.


Anugerah Pewarta Wisata Indonesia (APWI) ternyata sudah diadakan sejak 2003, dengan hadiah yang terus meningkat. Saat sambutan, Menteri Pariwisata RI Arief Yahya bahkan menjanjikan tahun depan total hadiah akan dinaikan hingga lebih dari dua kali lipat dari tahun ini. Bila total hadiah untuk APWI 2017 Rp 200 juta untuk lima kategori, tahun depan akan menjadi Rp500 juta, bahkan nanti akan ada satu pemenang terbaik dari yang terbaik yang akan mendapat hadiah khusus Rp 100 juta.

Informasi yang disampaikan media secara objektif, faktual, dan informatif menjadi promosi efektif untuk mendorong wisatawan nusantara maupun mancanegara melakukan perjalanan wisata di tanah air. Apalagi Kementerian Pariwisata begitu gencar menggelar beragam kegiatan yang menarik untuk menyokong wisata-wisata alam Indonesia yang begitu indah.


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI