Sekitar pukul 15.00 Wita, pawai Obor Asian Games tiba di Bulukumba dengan dikawal ratusan komunitas mobil dan motor yang menjemput di perbatasan kabupaten Bantaeng-Bulukumba, dan langsung mengarak dengan meriah menuju pelataran Masjid Islamic Center Dato Tiro Bulukumba yang berdiri megah, sebagai tempat resmi prosesi penyerahan obor, dari Panitia INASGOC kepada Andi Syukri Sappewali, Bupati Bulukumba.
Api Asian Games kemudian diarak menuju Pusat Pelabuhan Ikan (PPI) di Bontobahari Tanah Beru, yang juga dikenal sebagai tempat pembuatan kapal Phinisi yang sudah melegenda. Kapal Phinisi telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO, badan PBB untuk pendidikan, keilmuan dan kebudayaan, sebagai salah satu warisan budaya dunia.
Dari Bontobahari, rombongan arak-arakan Api Asian Games yang dibawa atlet Pencak Silat asal Bulukumba, Â Selvi, dan artis Mario Lawalata, kemudian dilayarkan dengan kapal Phinisi, dan dikawal 45 perahu khas nelayan yang dihias 45 bendera negara peserta Asian Games 2018, menuju Pantai Tanjung Bira.
Sekitar pukul 20.30 WITA, iring-iringan yang mengawal kapal Phinisi pembawa obor, berlabuh di bibir pantai Tanjung Bira. Obor Api kali ini berpindah ke tangan Rosiana Tendean, pebulutangkis nasional era '80 dan '90-an yang berasal dari Makassar. Â Rosiana tampil energik dan masih lincah pada usianya yang kini hampir 54 tahun, berlari sekitar 300 meter dari bibir pantai mengarak Obor ke area panggung festival yang menjadi pusat upacara penyambutan Torch Relay di Bulukumba.
Bukan tanpa alasan, pantai Tanjung Bira, didapuk menjadi pusat lokasi festival pergerakan Api Asian Games di Bulukumba. Pantai Tanjung Bira memiliki potensi wisata yang sangat memikat. Pasir putihnya menghampar di sepanjang tepian pantainya; air lautnya sangat jernih, hangat terik matahari yang mengecup tubuh; dan senja pantainya syahdu menenggelamkan matahari.
Sayangnya, potensi pantai Tanjung Bira belum digarap serius, tak terurus dengan baik. Â Saya bisa mencatat beberapa permasalahan yang harus dibenahi. Mulai dari kebersihan pantai; penerangan yang minim di malam hari; kekurangan air bersih; dan tentu persoalan utama pada sektor infrastruktur dan transportasi. Akses ke pantai Tanjung Bira tak bisa dikatakan mudah. Butuh enam jam perjalanan darat dari Makassar, yang bakal menghadapi lalu lintas yang kacau, dan aspal jalan yang bolong-bolong.
Padahal jika ingin sektor pariwisata berkembang, selain ditunjang promosi, juga harus memperhatikan infrastruktur dan tetap menjaga kelestarian budaya. Penyelenggaraan Torch Relay Asian Games 2018 merupakan momentum paling tepat untuk mendorong Pemerintah Daerah Bulukumba dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melakukan pembenahan pada sektor pariwisata khususnya potensi besar pantai Tanjung Bira.
Ketika hendak meninggalkan lokasi festival sekitar pukul 22.00, saya kembali menatap debur ombak dan pasir putih halus yang masih kelihatan di bawah puluhan sinar lentera. Saya membatin bahwa ini barangkali satu malam minggu bersejarah di Tanjung Bira yang telah menjadi saksi atas penyambutan semarak Obor Asian Games 2018.