Namun, tidak adanya bukti bukan berarti tidak ada kehidupan. Sebagai perbandingan, butuh waktu lebih dari tiga miliar tahun bagi kehidupan di Bumi untuk berkembang dari sel tunggal menjadi organisme kompleks seperti manusia. Ini menunjukkan bahwa langkah menuju kehidupan yang cerdas dan teknologi maju memang sangat sulit dicapai.
Peradaban teknologi seperti manusia, yang mampu membangun peradaban canggih, mungkin sangat langka dan umurnya bisa jadi sangat pendek. Bisa jadi, kita sudah melewatkan jutaan atau bahkan miliaran tahun dari potensi peradaban lain yang ada di luar sana. Atau, alternatif lainnya adalah, mungkin peradaban tersebut terlalu jauh untuk dapat kita deteksi dengan teknologi kita saat ini.
Dengan segala keajaiban dan misterinya, alam semesta terus mengajukan pertanyaan yang tak terjawab. Mungkin kita belum sepenuhnya memahami segala hal yang ada di luar sana, namun pencarian kita—baik itu untuk menemukan kehidupan lain, memahami asal-usul alam semesta, atau sekadar mencari tahu tempat kita di dunia ini—adalah bagian dari perjalanan tak terputus untuk memahami lebih dalam tentang eksistensi kita. Alam semesta yang luas dan penuh teka-teki ini mengingatkan kita betapa kecilnya kita, namun juga memberi harapan bahwa masih banyak hal yang menunggu untuk ditemukan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI