Mohon tunggu...
Ⓕⓔⓡ_ⓈⓊⓃ𝒹𝒶𝓂𝒶𝓃𝒾Ⓧ
Ⓕⓔⓡ_ⓈⓊⓃ𝒹𝒶𝓂𝒶𝓃𝒾Ⓧ Mohon Tunggu... Copywriter

Seorang pencinta ilmu dan penikmat cerita dari berbagai dimensi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Asal Muka Alam Semesta: Kisah Imaginer yang pernah Diceritakan

13 April 2025   12:00 Diperbarui: 13 April 2025   11:45 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi  Alam Semesta & Manusia source:Pinterest Cherry Essa

Asal Mula Alam Semesta: Kisah Imajiner yang Pernah Diceritakan

Sejak manusia pertama kali memandang langit malam sekitar 300.000 tahun lalu, saat Homo sapiens pertama kali muncul di Afrika dan melihat bintang-bintang berkelap-kelip dalam kegelapan, sejak api pertama dinyalakan dan bayangan menari di dinding gua, manusia mulai bertanya: dari mana semuanya berasal?

Pertanyaan ini menjadi dasar cerita-cerita yang mengalir melalui sejarah. Cerita-cerita tentang waktu sebelum waktu ada, ruang yang belum berbentuk, dan kekuatan-kekuatan gaib yang dipercaya menciptakan alam ini. Pada sekitar 4000--3000 SM, bangsa Sumeria menyembah Anu, dewa langit mereka. Sekitar 1000 SM, orang Yunani mengenal Gaia makhluk purba yang muncul dari kekacauan. Sedangkan dalam agama-agama besar seperti Yahudi, Kristen, dan Islam, kisah penciptaan muncul antara abad ke-15 SM hingga abad ke-7 M, dan masih diyakini oleh miliaran orang hingga kini.

Filsafat dan Realitas: Pandangan Plato tentang Alam Semesta 

Filsuf Yunani Plato, yang hidup di abad ke-4 SM, memberikan gambaran menarik: manusia seperti tahanan di dalam gua, hanya mampu melihat bayangan di dinding, dan mencoba menebak apa yang sebenarnya terjadi di balik bayangan tersebut. Ini menggambarkan usaha kita untuk memahami dunia meskipun hanya bisa melihat secuil kebenaran. Plato seolah berkata: ada sesuatu yang lebih besar dan lebih dalam di balik dunia yang kita lihat sehari-hari. Ajaran-ajaran besar, dari Buddha (abad ke-6 SM) hingga film The Matrix di akhir abad ke-20, menyuarakan ide yang sama: kenyataan ini mungkin hanya permukaan dari sesuatu yang jauh lebih luas.

Antara Agama, Sains, dan Kosmologi: Pendekatan Berbeda Mengenai Awal Alam Semesta

Setiap budaya dan zaman memiliki versinya sendiri tentang asal mula alam semesta. Menariknya, hampir semua cerita dimulai dengan kisah tentang semesta yang luas, namun kemudian menyempit ke bumi dan manusia seolah seluruh alam semesta diciptakan hanya untuk kita. Dalam tradisi agama Abrahamik, kisah penciptaan sering kali dianggap sebagai kebenaran literal. Namun, memasuki abad ke-20, sains mengusulkan teori-teori seperti Big Bang, multisemesta, dan inflasi kosmik. Bagi sebagian orang, teori-teori ini mungkin terasa seperti dongeng baru yang rumit. Namun, berbeda dengan agama, sains berdiri di atas bukti, eksperimen, dan pengamatan yang dapat diuji secara berulang.

Zaman Pencerahan dan Lahirnya Sains Modern

Sekitar abad ke-16 dan ke-17, dunia memasuki era Zaman Pencerahan, sebuah periode yang menandai perubahan besar dalam cara manusia memahami dunia. Dengan penemuan mesin cetak oleh Gutenberg pada tahun 1440, kapal laut yang menjelajah benua, dan teleskop yang digunakan Galileo pada tahun 1609, ilmu pengetahuan mulai menggantikan mitos dan kepercayaan yang diwariskan dari zaman sebelumnya. Isaac Newton, pada akhir abad ke-17, menyusun hukum gravitasi yang menjelaskan pergerakan benda langit dan bumi dalam satu kerangka yang sama. Inilah cikal bakal sains modern yang menggantikan cara pandang mistis dan metafisik.

Big Bang: Teori Kosmologi yang Mengubah Pemahaman Kita tentang Alam Semesta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun