Mohon tunggu...
Inovasi

Bolivian Rainbow, Solusi Cabai Bernilai Ekonomis Tinggi

10 April 2018   23:32 Diperbarui: 10 April 2018   23:50 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: urbanina.com)

Cabai merupakan salah satu komoditas sayur yang banyak dibutuhkan masyarakat di Indonesia. Hal ini dikarenakan selera masyarakat Indonesia yang suka dengan rasa pedas. Hal ini yang membuat banyak para petani di Indonesia ingin menanam cabai sebagai komoditas tanaman budidaya mereka.

Jenis cabai yang sering dibudidayakan di Indonesia adalah cabai keriting, cabai rawit dan juga cabai besar. Selain untuk dikonsumsi, cabai juga dapat digunakan sebagai tanaman hias, contohnya cabai pelangi atau Bolivian Rainbow. Banyaknya warna yang muncul pada satu tanaman cabai ini menjadikan keunikan tersendiri bagi tanaman cabai ini untuk dijadikan tanaman hias.

Di Indonesia, cabai pelangi ini berhasil ditemukan oleh guru besar dari IPB (Institut pertanian Bogor), Prof. Muhammad Syukur. Cabai ini merupakan hasil pemuliaan tanaman  dengan persilangan dari enam varietas, yaitu cabai Syakira, cabai Lembayung, cabai Jelita, cabai Namira, cabai Ayesa dan cabai Ungara. Walaupun keenamnya memiliki jenis yang berbeda-beda, namun masih dalam satu spesies.

Cabai Syakira memiliki keunikan semasa hidupnya, yaitu buah berwarna kuning pada saat awal berbuah, kemudian menjadi hijau, dan berubah menjadi merah saat buah telah matang. Cabai jelita memiliki bentuk pohon yang lebih rimbun, namun pendek. Untuk warna buahnya memiliki kesamaan dengan cabai Syakira.

Sementara cabai Namira memiliki keunikan yaitu buahnya yang bertumpuk di berbagai macam batang dalam 1 tanaman. Cabai Ayesa, cabai Lembayung, dan cabai Ungara memiliki bentuk buah yang bulat dan berwarna ungu.

Saat pemilihan induk yang akan digunakan untuk kegiatan pemuliaan tanaman, perlu melakukan seleksi terlebih dahulu. Hal ini dlakukan agar hasil dari perslilangan dapat sesuai dengan keinginan pemulia tanaman (plant breeder).

Hasil tanaman dari kegiatan pemuliaan tanaman akan memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi, sehingga akan lebih menguntungkan bagi para petani cabai. Di Indonesia sendiri, varietas cabai pelangi masih sedikit, sehinga potensi pasar untuk tanaman cabai ini masih besar. 

Metode pemuliaan tanaman rekayasa genetika juga dapat menghasilkan tanaman cabai pelangi atau  Bolivian Rainbow.Prinsip kerja rekayasa genetika adalah dengan mentransfer segmen DNA dari suatu individu ke individu lain yang bertujuan untuk menghasilkan sifat baru suatu individu. Namun, untuk melakukan metode ini, diperlukan biaya operasional yang tinggi.

Cabai pelangi ini sering dikenal sebagai Bolivian Rainbow yang dikarenakan memiliki warna seperti pelangi. Tanaman ini sering digunakan sebagai tanaman hias karena tidak memerlukan perawatan yang sulit seperti cabai pada umumnya. Tanaman ini mampu bertahan dalam suhu ruangan yang berbeda dan tidak telalu membutuhkan sinar matahari secara langsung.

Selain memiliki tampilan yang menarik, tanaman cabai ini juga dapat dikonsumsi, namun rasa pedas cabai ini masih dibawah cabai-cabai yang beredar di pasaran pada umumnya. Adapun hasil persilangan yang didapatkan dari tanaman cabai pelangi ini adalah memiliki warna yang berbeda-beda semasa hidupnya, buah yang lebat dan berbentuk bulat serta figur tanaman yang sesuai untuk dijadikan tanaman hias. 

#FakultasPertaniandanBisnisUKSW

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun