Mohon tunggu...
Cornelia Eka Nurcahyati
Cornelia Eka Nurcahyati Mohon Tunggu... Mahasiswa

Suka menari,anak perempuan pertama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Peirce Membongkar Rahasia Makna di Sekitar Kita

3 Oktober 2025   15:06 Diperbarui: 3 Oktober 2025   15:59 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bahasa dan tanda adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.

Setiap kali kita berbicara, menulis, atau bahkan sekadar melihat logo di jalan, kita sebenarnya sedang berhadapan dengan tanda.

Namun, pernahkah kita berpikir, bagaimana tanda itu bekerja? Bagaimana sebuah gambar, kata, atau simbol bisa mewakili sesuatu yang kita pahami bersama?

Pertanyaan inilah yang dikaji oleh Charles Sanders Peirce, seorang filsuf dan logikawan asal Amerika Serikat yang dianggap sebagai bapak semiotika modern.

Pemikirannya tentang tanda tidak hanya membahas bahasa, tetapi juga cara manusia menafsirkan realitas.

Sekilas tentang Charles Sanders Peirce

Charles Sanders Peirce (1839--1914) adalah seorang filsuf yang pemikirannya banyak dipengaruhi oleh logika dan filsafat pragmatis.

Berbeda dengan Ferdinand de Saussure yang melihat bahasa sebagai sistem tanda dalam struktur linguistik, Peirce menawarkan perspektif yang lebih luas.

Menurutnya, tanda ada di mana-mana, tidak terbatas pada bahasa, melainkan juga dalam fenomena alam, gambar, simbol, hingga perilaku manusia.

Bagi Peirce, memahami tanda berarti memahami bagaimana manusia membangun makna.

Itulah sebabnya teori tanda Peirce masih relevan hingga hari ini, terutama dalam era digital yang penuh dengan simbol, logo, dan pesan visual.

Teori Tanda Peirce: Relasi Triadik

Peirce menjelaskan bahwa tanda selalu melibatkan tiga elemen yang saling terkait:

1. Representamen

Ini adalah bentuk fisik dari tanda---bisa berupa kata, gambar, suara, atau simbol lain. Contoh: kata "pohon" atau gambar sebuah pohon.

2. Objek

Objek adalah sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Dalam contoh tadi, objeknya adalah pohon yang nyata di dunia.

3. Interpretant

Interpretant adalah makna atau pemahaman yang muncul dalam pikiran seseorang ketika melihat tanda. Saat kita membaca kata "pohon", kita membayangkan tumbuhan dengan batang, cabang, dan daun.

Hubungan triadik ini (representamen--objek--interpretant) menekankan bahwa tanda bukan sekadar benda mati. Tanda selalu hidup dalam proses penafsiran yang berlangsung terus-menerus.

Tiga Jenis Tanda Menurut Peirce

Peirce mengklasifikasikan tanda berdasarkan hubungan antara representamen dan objeknya:

1. Ikon -- Tanda yang menyerupai objeknya.

Contoh: Foto seseorang yang mewakili wajah asli, peta yang menggambarkan wilayah, atau emotikon yang menyerupai ekspresi senyum.

2. Indeks -- Tanda yang memiliki hubungan sebab-akibat atau keterkaitan langsung dengan objeknya.

Contoh: Asap menandakan adanya api, termometer yang naik menandakan suhu panas, atau jejak kaki di pasir sebagai tanda seseorang telah lewat.

3. Simbol -- Tanda yang hubungannya dengan objek bersifat konvensional atau kesepakatan.

Contoh: Kata "merdeka" yang disepakati sebagai lambang kebebasan, bendera merah putih sebagai simbol Indonesia, atau logo centang biru di media sosial yang menandakan akun terverifikasi.

Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari

Untuk memahami konsep Peirce secara lebih nyata, mari kita lihat beberapa contoh di sekitar kita:

1. Dalam Iklan

Sebuah iklan parfum sering menampilkan bunga mawar (ikon), tetesan air (indeks kesegaran), dan nama merek tertentu (simbol). Semua tanda itu bekerja bersama membangun kesan elegan dan menyegarkan.

2. Di Media Sosial

Tanda centang biru pada Instagram adalah simbol status resmi. Emoji api bisa berfungsi sebagai indeks (tanda sesuatu sedang populer) sekaligus ikon (karena menyerupai api).

3. Dalam Budaya Populer

Kostum superhero seperti Superman atau Spiderman adalah simbol yang langsung memberi pesan keberanian dan kekuatan. Bahkan, ketika kita hanya melihat logo "S" di dada, otak kita langsung menghubungkannya dengan Superman---itulah kekuatan tanda.

Mengapa Teori Peirce Relevan Hari Ini?

Di era digital, kita dikelilingi oleh tanda---mulai dari logo aplikasi di ponsel, ikon-ikon navigasi, hingga bahasa visual dalam iklan.

Teori Peirce membantu kita membaca dan menafsirkan pesan-pesan tersebut dengan lebih kritis.

Misalnya, ketika melihat iklan makanan cepat saji, kita tidak hanya melihat gambar burger (ikon), tetapi juga dituntun untuk mengaitkannya dengan rasa lapar (indeks) dan merek tertentu (simbol).

Tanpa sadar, kita sedang mengalami proses semiotik yang dijelaskan Peirce.

Penutup

Konsep tanda menurut Charles Sanders Peirce menunjukkan bahwa makna tidak pernah hadir secara tunggal. Setiap tanda selalu melewati proses interpretasi yang berlapis.

Pemikiran ini mengajarkan kita untuk lebih peka membaca tanda-tanda di sekitar, baik dalam bahasa, budaya, maupun media modern.

Dengan memahami teori tanda Peirce, kita bisa lebih kritis menghadapi banjir informasi dan simbol di era digital.

Pada akhirnya, semiotika Peirce bukan hanya soal teori, tetapi juga cara kita memahami dunia dan bagaimana dunia "berbicara" kepada kita melalui tanda.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun