Bahasa dan tanda adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
Setiap kali kita berbicara, menulis, atau bahkan sekadar melihat logo di jalan, kita sebenarnya sedang berhadapan dengan tanda.
Namun, pernahkah kita berpikir, bagaimana tanda itu bekerja? Bagaimana sebuah gambar, kata, atau simbol bisa mewakili sesuatu yang kita pahami bersama?
Pertanyaan inilah yang dikaji oleh Charles Sanders Peirce, seorang filsuf dan logikawan asal Amerika Serikat yang dianggap sebagai bapak semiotika modern.
Pemikirannya tentang tanda tidak hanya membahas bahasa, tetapi juga cara manusia menafsirkan realitas.
Sekilas tentang Charles Sanders Peirce
Charles Sanders Peirce (1839--1914) adalah seorang filsuf yang pemikirannya banyak dipengaruhi oleh logika dan filsafat pragmatis.
Berbeda dengan Ferdinand de Saussure yang melihat bahasa sebagai sistem tanda dalam struktur linguistik, Peirce menawarkan perspektif yang lebih luas.
Menurutnya, tanda ada di mana-mana, tidak terbatas pada bahasa, melainkan juga dalam fenomena alam, gambar, simbol, hingga perilaku manusia.
Bagi Peirce, memahami tanda berarti memahami bagaimana manusia membangun makna.
Itulah sebabnya teori tanda Peirce masih relevan hingga hari ini, terutama dalam era digital yang penuh dengan simbol, logo, dan pesan visual.