Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Penyuka warna biru yang demen kopi hitam tanpa gula | suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Harapan di Balik Pembentukan Kementerian Haji dan Umrah

10 September 2025   12:15 Diperbarui: 16 September 2025   11:09 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Betapa tidak adil, ketika orang yang menabung seumur hidup disalip begitu saja oleh mereka yang punya uang dan koneksi. Kuota harus dikelola dengan sistem yang jernih dan akuntabel. Tidak boleh ada lagi jalur belakang. Setiap jemaah berhak atas kesempatan yang sama, tanpa diskriminasi oleh rupiah atau relasi.

Selain itu, kementerian juga harus hadir sebagai pelindung jamaah. Cerita tentang travel nakal sudah terlalu sering kita dengar: jemaah ditipu dengan paket murah, tapi berakhir sengsara - penginapan tidak layak, makanan seadanya, transportasi berantakan.

Lebih dari itu, mereka kehilangan rasa aman di tanah ibadah. Edukasi massif perlu digencarkan, mulai dari cara membedakan travel resmi dan abal-abal, apa saja hak-hak jemaah, hingga ke mana harus melapor jika terjadi masalah. Sanksi terhadap pelaku pun harus nyata, berupa pencabutan izin, denda, hingga proses hukum.

Hal lain yang tak kalah penting adalah peningkatan kualitas layanan dengan pendekatan modern. Haji dan umrah bukan sekadar urusan domestik, melainkan lintas negara.

Akomodasi, transportasi, katering, hingga bimbingan ibadah di Tanah Suci harus dipastikan berjalan lancar. Itu berarti komunikasi dengan pemerintah Arab Saudi wajib diperkuat.

Di sisi lain, inovasi teknologi harus menjadi kunci. Bayangkan sebuah aplikasi terpadu yang mampu memberikan info real-time: jadwal keberangkatan bus, posisi penginapan, jadwal shalat di Masjidil Haram, hingga notifikasi kesehatan jemaah. Dengan digitalisasi, pelayanan bisa lebih cepat, akurat, dan transparan.

Pembentukan kementerian ini bukan sekadar urusan administratif. Ia adalah amanah besar: menjaga martabat ibadah, melindungi tamu-tamu Allah, dan memastikan perjalanan suci ini berlangsung dengan tenang.

Bagi kita, calon jemaah, ada kewajiban moral pula: bijak memilih penyelenggara, tidak tergiur “jalur cepat”, dan aktif melaporkan bila ada penyimpangan. Karena haji dan umrah adalah panggilan hati. Ia suci, ia agung, dan tidak boleh dinodai oleh kelalaian manusia.

Semoga dengan hadirnya Kementerian Haji dan Umrah, kerinduan berjuta umat bisa terwujud dengan lebih adil, lebih bermartabat, dan lebih penuh berkah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun