Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Menyusuri Ramainya Pasar Malam Kota Metro: Antara Aroma Jajanan Tradisional dan Macet Menjelang Subuh

1 Agustus 2025   10:25 Diperbarui: 1 Agustus 2025   10:48 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pasar Malam Kota Metro, deretan sayur segar, pedagang, dan pembeli yang ramai hingga dini hari. (Foto oleh Bang Ucup)

Kota Metro memang nggak pernah benar-benar tidur, apalagi di jantung kotanya. Menjelang malam hingga dini hari, ada satu sudut yang jadi pusat pergerakan: Pasar “Malam” di dekat terminal angkot, hanya selemparan batu dari Masjid Agung Taqwa, Kota Metro, Lampung. Lampu-lampu lapak menyala, deretan sayur mayur segar tersusun rapi, dan aroma bawang, cabai, serta bumbu dapur memenuhi udara. Di pinggir-pinggirnya, jajanan tradisional hangat siap memikat siapa saja yang lewat. Di sinilah malam di Kota Metro punya ceritanya sendiri.

Kalau biasanya orang menyebut “pasar malam” yang terbayang adalah pasar tiban yang buka saat ada acara tertentu, penuh lampu warna-warni, wahana permainan, dan penjual baju murah meriah. Tapi, di Kota Metro ada yang sedikit berbeda. Namanya memang “Pasar Malam”, tapi ini bukan pasar malam yang biasa kita kenal. Pasar ini adalah pasar tradisional yang beroperasi justru dari malam hari hingga menjelang subuh.

Letaknya strategis, hanya sekitar 50-100 meter dari Masjid Besar Agung Kota Metro, bersebelahan dengan denyut transportasi Terminal Angkot, dan tak jauh dari RS Ahmad Yani, Kompleks Perkantoran Pemda Kota Metro, Rumah Dinas Wali Kota, serta pusat-pusat belanja lainnya.

Jadi wajar saja kalau pasar ini tidak pernah benar-benar sepi. Siang hari memang tutup, tapi saat malam tiba, pasar ini seperti terbangun dan langsung sibuk melayani berbagai wajah yang datang — entah untuk belanja kebutuhan dapur, kuliner malam, atau sekadar menghirup atmosfer khasnya.

Ramainya Malam di Dekat Terminal

Aku sering lewat pasar ini setiap kali main ke Kota Metro atau saat mengantar-jemput kakak yang bekerja di sana. Dari jauh saja, suasananya sudah terasa: lampu-lampu toko yang menyala temaram, aroma masakan dari gerobak pinggir jalan, dan keramaian orang yang sibuk memilih dagangan.

Pasar ini punya daya tariknya sendiri. Di malam yang biasanya identik dengan sunyi, justru di sini kehidupan baru saja dimulai. Pedagang menggelar lapak, pembeli datang silih berganti. Mayoritas lapak di sini menjual sayur mayur dan hasil bumi — mulai dari sawi, kangkung, bayam, tomat, cabai, bawang, hingga bumbu-bumbu dapur yang segar. Pembelinya pun beragam, tidak hanya warga Kota Metro saja, tapi juga banyak yang datang dari luar kota untuk kulakan atau memenuhi kebutuhan dagang mereka.

Kalau jajanan memang ada, tapi biasanya hanya di bagian pinggir-pinggir pasar. Meski begitu, jajanan ini jadi semacam “bonus” yang menyenangkan bagi siapa saja yang mampir untuk belanja sayur.

Apem Hangat: Cinta pada Gigitan Pertama

Jajan tradisional Kue Apem di Pasar Malam Kota Metro, Lampung. (Dokpri/Cendekia).
Jajan tradisional Kue Apem di Pasar Malam Kota Metro, Lampung. (Dokpri/Cendekia).

Salah satu alasan aku suka mampir ke sini adalah kue apemnya. Bentuknya sederhana, tapi aromanya selalu menggoda. Katanya, apem ini dibuat dari tape singkong — bahan yang sebenarnya tidak terlalu aku sukai. Tapi entah kenapa, setelah diolah menjadi apem, rasanya berubah total. Legit, gurih, dan ada sedikit rasa manis fermentasi yang pas di lidah. Apalagi kalau dimakan saat masih hangat, ditemani taburan kelapa muda parut yang lembut. Rasanya bikin lupa kalau sebenarnya aku bukan penggemar tape.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun