Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Penyuka warna biru yang demen kopi hitam tanpa gula | suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Seruit: Kuliner Khas Daerah yang Wajib Dicoba Saat ke Lampung

9 Juli 2025   10:45 Diperbarui: 9 Juli 2025   10:21 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seruit khas Lampung, perpaduan ikan, sambal, tempoyak, dan lalapan - hidangan sarat rasa dan makna. (Sumber: Lezat Pedia.)

Jika kamu berkunjung ke Lampung, seruit adalah kuliner yang wajib dicoba. Bukan hanya karena rasanya yang menggoda, tapi karena nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Seruit adalah perpaduan ikan goreng atau bakar, sambal terasi, tempoyak (fermentasi durian), dan lalapan. Rasanya rumit tapi seimbang: gurih, pedas, asam, dan manis - sebuah simfoni rasa yang hanya bisa dihasilkan oleh warisan turun-temurun.

Baru-baru ini Indonesia meraih peringkat ketujuh sebagai salah satu negara yang memiliki kuliner terlezat di dunia versi Taste Atlas 2025. Sudah tidak kaget jika negara kita meraih posisi itu, selain memang kaya akan rempah-rempah, cita rasa sudah tidak lagi diragukan. Berbicara kuliner, bagi saya ada satu sajian khas dari tanah lada (Lampung) yang menyimpan cita rasa sekaligus makna mendalam, yaitu; seruit. 

Lebih dari sekadar makanan, seruit adalah ikon budaya masyarakat Lampung. Ia hadir dalam setiap acara adat, pertemuan keluarga, hingga jamuan penting. Tak berlebihan jika seruit disebut sebagai jantung dari tradisi makan orang Lampung.

Nama “seruit” berasal dari kata “nyeruit” dalam bahasa Lampung yang berarti "makan bersama-sama." Ini menegaskan bahwa seruit bukanlah makanan yang dinikmati sendirian. Ia adalah simbol kebersamaan, gotong royong, dan kasih sayang antar sesama.

Dalam budaya Lampung, seruit menyatukan - bukan hanya rasa, tapi juga manusia. Ia adalah medium untuk mempererat hati, menciptakan ruang berbagi, dan memperkuat hubungan sosial. Dari satu piring seruit, lahir kehangatan yang menyentuh batin.

Proses pembuatan seruit cukup sederhana namun penuh perhatian. Ikan yang digunakan adalah ikan sungai seperti baung, nila, mas, atau gurame. Ikan dibersihkan lalu digoreng atau dibakar hingga matang sempurna - garing di luar, lembut di dalam.

Adapun sambal, merupakan campuran cabai rawit, bawang merah, terasi, dan garam diulek halus. Tambahkan perasan jeruk nipis dan sedikit gula merah untuk kesegaran (sesuai selera). Lalu, tambahkan tempoyak durian atau jika tidak ada, bisa pakai irisan mangga muda.

Seruit paling enak ditemani lalapan segar seperti daun kemangi, timun, dan daun singkong, daun selada, atau daun jambu mente yang masih muda. 

Semua ini kemudian disatukan dalam satu sajian: ikan yang dicocol sambal, dilumuri tempoyak, dimakan bersama nasi dan lalapan. Hasilnya? Ledakan rasa yang sarat emosi dan budaya.

Seruit sebagai Cermin Hidup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun