Mohon tunggu...
Zainab El Khadijah
Zainab El Khadijah Mohon Tunggu... Guru - Ghuroba

Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memasuki Era Society 5.0? Santri Siap!

22 Oktober 2021   19:17 Diperbarui: 22 Oktober 2021   19:24 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tanggal 22 Oktober telah ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015 silam. Penetapan tanggal tersebut mengingat kembali peran ulama dan santri dalam peristiwa 22 Oktober 1945 yang dipelopori Kyai Hasyim Asy'ari untuk menjaga ketahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Menandakan peran santri dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia sangat strategis. Santri adalah elemen penting dalam masyarakat. Pesantren menempa anak-anak bangsa dengan tempaan keagamaan guna melahirkan generasi-generasi bermoral dan menjadi teladan berakhlak yang baik.

Meski pesantren identik dengan ilmu agama, mengkaji kitab-kitab klasik, menempa akhlak, bukan berarti santri tidak mampu menguasai dunia digital. Seperti anggapan masyarakat yang masih menilai sebelah mata tentang santri. Anggapan santri tak mampu bersaing dalam dunia industri dan teknologi, santri itu kaku, masih berakar kuat dalam benak sebagian masyarakat. 

Sementara kemajuan teknologi telah menyentuh setiap elemen masyarakat, termasuk dunia pesantren. Sekalipun pesantren memberikan aturan santri dilarang memegang gadget, mempelajari dan mendalami dunia teknologi (informasi) tentu dianjurkan.

Kecanggihan teknologi ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pesantren guna memberi fasilitas kepada santri untuk mengembangkan daya kreativitas, produktivitas, dan menjadi problem solving di tengah-tengah masyarakat. 

Pada dasarnya, pesantren mencetak para santri dengan harapan dapat menjadi pemimpin di tengah-tengah masyarakat dalam semua bidang, termasuk penguasaan bidang teknologi. Ketika lulus diharapkan menjadi penyebar ilmu yang diberikan di pesantren demi tercapainya kualitas masyarakat yang unggul dari sisi materi (ekonomi) dan non materi (akhlak, moral).

Manusia dengan kemampuan intelektualnya mampu menemukan perubahan-perubahan di setiap zamannya. Tentu perubahan ke arah kemajuan. Termasuk kecanggihan teknologi hasil daya pikir manusia yang berpikir keras mengenai kemajuan peradaban manusia. Dalam penerapan Revolusi Industri 4.0, Jepang menemukan terobosan baru yakni Masyarakat 5.0 (society 5.0) dalam menjawab dari dampak RI 4.0 yaitu teknologi mengambil peran manusia. 

Pada era Masyarakat 5.0, diharapkan manusia bekerja bersama teknologi. Manusia menjadi pusat peradaban yang berbasis teknologi. Konsep Masyarakat 5.0 tidak lagi meminggirkan peran manusia. Lalu bagaimana peran santri dalam menyiapkan diri memasuki era Masyarakat 5.0 sekaligus menjawab tantangannya? 

Setiap era pasti ada tantangan yang akan dihadapi masyarakat. Termasuk era Masyarakat 5.0 sebagai kelanjutan dari Masyarakat 4.0. Tantangan yang harus dihadapi adalah akumulasi data yang melimpah. Dampaknya sulit untuk memilah data yang akurat. Maka perlu daya kritis yang tinggi untuk melewati tantangan tersebut. 

Santri sebagai generasi muda intelektual dalam bidang keagamaan harus bisa bernalar kritis tinggi. Hal biasa dalam bahtsul masail menganalisa secara detail fakta-fakta lalu mencari hukumnya. Tentu juga harus dilakukan dalam memilah fakta yang akurat harus sekritis mungkin. Santri dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dalam berbagai bidang pengembangan. Langkah demikian dengan mudah dilakukan. Pertanyaannya, adakah media, sarana yang mumpuni dalam menyiapkan santri menyiapkan diri menuju masyarakat 5.0? 

Jumlah ribuan pesantren mungkin hanya beberapa yang memiliki fasilitas berkualitas. Rata-rata masih ala kadarnya, tradisional, fokus pada pembelajaran ilmu-ilmu agama saja. Di sini peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk menunjang infrastruktur yang layak. Selain fasilitas juga dibutuhkan pembimbing yang memberikan ilmu-ilmu seputar teknologi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun