Mohon tunggu...
Okia Prawasti
Okia Prawasti Mohon Tunggu... Content Writer -

Interested in movies, lifestyle, fashion, popular news and complicated relationship.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal ADHD Lewat Film "Mommy"

21 Agustus 2018   12:00 Diperbarui: 21 Agustus 2018   12:10 1396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image Source: Hanfordsentinel.com

Attention Deficit Hyperactivity Disorder, gangguan ataupun kelainan pada perkembangan otak yang menyebabkan penderitanya bertindak hiperaktif, impulsif serta sulit memusatkan perhatian. Illustrasi visual dari penderita ADHD disampaikan secara pas melalui film Mommy.

Sebelumnya, film-film dengan tema personality disorder ataupun mental illness,  selalu punya daya tarik tersendiri dan sukses jadi bahan referensi para penggemar dunia psikologi. Contohnya saja  Antisocial Personality Disorder yang digambarkan pada film We Need To Talk About Kevin (2011), karakter Psikopat pada film American Psychopath (2000), hingga representasi bentuk kepribadian ganda pada film Split (2016).

Pada film Mommy (2014) karya sutradara muda asal Kanada, Xavier Dolan, penggambaran gangguan ADHD disampaikan oleh karakter bernama Steve Desprs. Remaja berusia 16 tahun ini cenderung bersikap destruktif dengan sifat yang sulit diatur dan dengan mood swing serta emosi yang naik turun.

(Baca Juga: Pola Asuh Yang Baik Untuk Mendukung Bakat Anak)

Meski terdengar agak asing, kelainan ADHD merupakan salah satu kasus yang lebih sering dijumpai pada anak-anak dibandingkan dengan kelainan psikologi lainnya. Hasil survei dari Saputro (2009) menyatakan bahwa, 4%-12% di antara anak usia sekolah mengalami ADHD dengan perbandingan laki-laki : perempuan = 4 : 1 sampai 9 : 1. Dari jumlah tersebut dapat disimpulkan bahwa 30%-80% diagnosis menetap hingga usia remaja, dan 65% hingga usia dewasa. Seperti pada wilayah Jakarta, ditemukan 26,2% dari anak berumur 6-13 tahun mengalami ADHD.

Dalam bahasa Indonesia, istilah ADHD dikenal dengan sebutan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH). Direpresentasikan dalam film Mommy, bila dilihat sekilas dan hanya berdasarkan penilaian mata terhadap penampilan, karakter yang mengidap ADHD tidaklah terlihat aneh ataupun berbeda. Bahkan, bila dalam kondisi perasaan dan emosi yang stabil, pengidap ADHD mampu berbicara dan bersikap normal seperti biasa.

Menurut Moghaddam, Assareh, Heidaripoor, Rad, dan Pishijoo (2013) individu yang mengidap ADHD dengan impulsivitas atau hiperaktivitas mengalami gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik, sehingga menyebabkan aktivitas yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Penderita ADHD cenderung meluapkan segala perasaannya tanpa ada kendali apa-apa, dan bila ia tidak merasa senang dengan kondisi tertentu atau merasakan situasi yang menurutnya tidak tepat, mereka akan melawan dan memaksa hingga berujung pada tindak kekerasan.

(Baca Juga: Pentingnya Jasa Penitipan Anak di Area Kantor)

Saat ia melakukan aksi yang mungkin saja termasuk dalam tindak kekerasan, penderita ADHD tidak mampu berfikir fokus dan realistis, mereka cenderung mengikuti emosi yang sedang memuncak. Seperti yang digambarkan di film Mommy, ketika karakter Steve mulai emosional bertengkar dengan sang Ibu, ia hilang kendali hingga mencekik  leher sang ibu. Satu-satunya cara untuk menghentikannya, sang Ibu harus melawan dengan cara memukulnya hingga melukai anaknya hanya untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

Kondisi kelainan psikologi ini tidak dapat disembuhkan. Namun, treatment ataupun terapi dapat membantu mengendalikan emosi, serta agar tidak terlalu sering bertindak berlebihan. 

Namun anak penderita ADHD pada dasarnya memiliki sifat dasar yang sama dengan anak-anak pada umumnya, ingin bersenang-senang, bermain, berinteraksi dengan teman sebaya, peduli/perhatian/sayang terhadap orang-orang yang juga menyayanginya, serta mampu menunjukkan dan mengungkapkan perasaannya dengan baik, walaupun terkadang dengan cara yang salah dan berlebihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun