Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Mengenal Makanan Khas Bali Lewat Film The Wedding and Bebek Betutu

26 Maret 2024   19:23 Diperbarui: 26 Maret 2024   19:27 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture by IG Theweddingbebekbetutu

"Adat apa pun yang digunakan dalam pernikahan, pasti punya tujuan baik. Yang penting hati dan janji setianya."

Kutipan dari adegan dalam film The Wedding and Bebek Betutu. Film drama komedi yang membuat saya jadi ingin menyantap bebek betutu juga.

Bagaimana tidak? Film di atas mengisahkan perjuangan The Crew, sekelompok pekerja di sebuah hotel demi menyelamatkan acara pernikahan putri tunggal pemilik hotel, yang mana salah satu permintaannya adalah hidangan bebek betutu dengan resep yang spesial.

Maka berjuanglah mereka dengan segala upaya untuk bisa menyajikan hidangan yang diminta. Meski melalui proses yang tidak mudah, pada akhirnya semua bisa diatasi.

Dari sini saya merasa bahwa bebek betutu makanan yang wajib dicoba. Karena sebegitu diinginkannya. 

Jelas saja. Ternyata bebek betutu sudah ada sejak zaman Majapahit. Di Bali menu bebek betutu biasa disajikan untuk upacara adat juga. Cara pembuatan yang asli ternyata tidak mudah dan tidak sembarangan. 

Lewat film The Wedding and Bebek Betutu, saya jadi lebih mengenal masakan khas Bali satu ini. Dikemas dengan unsur komedi, film tersebut menjadi terasa segar dan sangat menghibur.

Film The Wedding and Bebek Betutu rilis pada 8 Oktober 20015. Dibintangi oleh alumni pemain Extravaganza. Ada Tora Sudiro, Mieke Amalia, Virnie Ismail, Aming dan masih banyak lagi.

Konflik menjelang pernikahan dalam film ini sih termasuk umum. Artinya bukan sesuatu yang tak biasa. Salah paham terhadap pasangan. Ketidakcocokan mengenai tata cara atau adat istiadat yang digunakan. Antara gaya Eropa dengan gaya tradisional Indonesia.

Namun karena dikemas dengan unsur komedi, maka menjadi menarik. Ditambah unsur kuliner tradisional. Maka menurut saya meski film ini termasuk lama, tapi menarik untuk ditonton

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun