Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Proklim Sunter Jaya, Inspirasi Kampung di Tengah Kota Jakarta

31 Desember 2019   00:38 Diperbarui: 31 Desember 2019   08:19 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembina Proklim Sunter Jaya Sutarno yang berinisiatif membentuk kampung hijau. (foto dokumentasi pribadi)

Dalam pelaksanaannya ada kendala yang dihadapi, diantaranya sikap pesimis dan apatis sebagian orang. Menghadapi kendala tersebut, Sutarno berprinsip 'mengubah tontonan jadi tuntunan'.

Semalas-malasnya orang jika terus menerus diberikan keteladanan, tentu ia akan bergerak. Warga yang terlibat dalam KBA tidak dibatasi usia. Pensiunan dengan keleluasaan waktu bisa diberdayakan. Akan lebih baik anak muda bisa diberdayakan.

Pengolahan sampah menunjang penghijauan. (foto dokumentasi pribadi)
Pengolahan sampah menunjang penghijauan. (foto dokumentasi pribadi)
Rumah Sutarno menjadi Rumah Belajar Astra yang didatangi pelajar SD, SMP, SMU, hingga mahasiswa. Utamanya mereka mempelajari komposter. Rumah tersebut menjadi semacam laboratorium.

Banyak orang termotivasi dan belajar mengenai kepedulian lingkungan. Mereka menginginkan lingkungan bersih dan hijau serta masyarakat sejahtera. Ketika  kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup sudah muncul, materi berikutnya adalah  pengolahan sampah organik dan sampah anorganik. "Pengolahan sampah menunjang penghijauan dan memperkuat ketersediaan pangan," kata Sutarno.

Tidak ada alasan tidak memiliki lahan di rumah untuk menanam. (foto dokumentasi pribadi)
Tidak ada alasan tidak memiliki lahan di rumah untuk menanam. (foto dokumentasi pribadi)
RW 01 Sunter Jaya terdiri dari 24 RT. Pemetaannya dibagi menjadi zona hijau (potensial dan ideal), zona kuning (perlu penanganan khusus), dan zona merah (kendala geografis yang membuat warga ragu bergerak).

Sutarno menilai, sebenarnya penghijauan dan pengolahan sampah itu perlu dilakukan dimanapun kita berada. "Zona hijau sebanyak 70%," tutur Sutarno yang kini beralih peran dari guru kelas menjadi guru sampah.

Pilar Kewirausahaan

Sutarno menjelaskan perihal komposter yang diproduksinya sejak 2008. Pemikirannya saat itu adalah pengolahan sampah memerlukan sarana. Komposter juga menjadi alat penanganan sampah langsung dari sumbernya.

Komposter dibagi menjadi komposter 5 liter (untuk praktikum pelajar atau mahasiswa), 25 liter, 35 liter, 60 liter (untuk skala rumahan), 80 liter, 120 liter, dan 200 liter (untuk rumah makan atau hotel). Sutarno mengembangkan komposter yang praktis (tidak diaduk) serta tidak menimbulkan bau dan polusi.

Selain dijual di seminar dan media sosial, komposter juga dipesan Astra untuk kampung-kampung binaannya yang memiliki bank sampah. "Beberapa warga kami pekerjakan untuk membuat komposter. Kami juga memasok bahan pembuatan komposter dari tukang tambal bantal dan tukang loak. Komposter ini menggunakan bahan 99% plastik supaya tidak berkarat," ujar Sutarno.

Sutarno mengembangkan komposter yang praktis serta tidak menimbulkan bau dan polusi. (foto dokumentasi pribadi)
Sutarno mengembangkan komposter yang praktis serta tidak menimbulkan bau dan polusi. (foto dokumentasi pribadi)
Sutarno mengemukakan, gerakan lingkungan hidup adalah gerakan kesadaran. Ukuran keberhasilannya bergantung dari masyarakat itu sendiri. Ini bukan proyek, melainkan gerakan aksi nyata dari kesadaran menuju lingkungan bersih, hijau, dan sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun