Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

UKM, Energi Baik Pejuang Ekonomi Bangsa

15 Agustus 2018   18:58 Diperbarui: 15 Agustus 2018   19:07 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siapa sangka usaha kerajinan akar kayu jati dan furniture ini mengambil bahan dari limbah akar kayu jati. (foto dokumentasi pribadi)

Patuha Gallery selalu menghadirkan karya yang eksklusif . (foto dokumentasi pribadi)
Patuha Gallery selalu menghadirkan karya yang eksklusif . (foto dokumentasi pribadi)
Sejak 2008 produk Patuha Gallery telah diekspor diantaranya ke Jerman, Amerika, dan Spanyol. Prinsip Wahyu, menciptakan barang yang lain dari yang lain, tidak memperhatikan trend. 

Saran Wahyu kepada teman-temannya yang berusaha di bidang keramik, sebaiknya  tidak berkiblat kepada keramik dari Tiongkok. Jika produk Tiongkok masuk ke Indonesia tentu mematikan perajin keramik. Wahyu tidak takut bersaing dengan produk dari luar negeri. Pasalnya Indonesia mempunyai bahan baku yang bisa dikerjakan oleh putra bangsa. "Alhamdullilah orang Indonesia suka dengan karya saya yang punya ciri khas. Ini anugerah dari Tuhan," kata Wahyu.

Wahyu mengaku hanya mengandalkan feeling, tidak memiliki konsep khusus. Baginya ide itu berasal dari Tuhan. Produk Patuha Gallery dijual dengan harga Rp 750 ribu sampai Rp 3 juta. Harga tersebut berdasarkan tingkat kesulitan. 

Wahyu selalu mensyukuri apapun yang diperolehnya. Ke depan Wahyu berharap mampu mengembangkan usaha hingga ke luar negeri dan berbagi ilmu. "Spanyol, Amerika, dan Jerman menjadi pasar produk Patuha Gallery karena mereka menyukai art dan handmade," kata Wahyu.

Menghasilkan

Wiransanti sedari kecil menggemari craft yang dipelajarinya secara otodidak. Craft tersebut mencakup merajut, sulam pita, decoupage, painting, hingga pembuatan sabun. Decoupage yang berasal dari Perancis adalah seni menggunting dan menempel. Decoupage mulanya diaplikasikan di barang-barang usang untuk dipajang. Wiransati menilai Indonesia lebih kreatif. 

Pasalnya decoupage dapat diaplikasikan pada media, seperti pandan, kayu, hingga kaca. Wirasanti mengamati saat ini peminat decoupage baik yang belajar maupun membeli produk semakin meningkat.

Wiransanti berpandangan, selama bergelut di bidang craft kita harus terus menggali hal apapun. (foto dokumentasi pribadi)
Wiransanti berpandangan, selama bergelut di bidang craft kita harus terus menggali hal apapun. (foto dokumentasi pribadi)
Pada 1998 Wirasanti memulai usaha craft di BSD hingga sekarang. Wirasanti juga sempat mengikuti kursus decoupage dan kursus sabun sampai ke Bangkok. Pada 2016 hingga 2018 Wirasanti berpartisipasi di Inacraft. 

Selain itu ia pernah berpameran di Singapura dan Kuala Lumpur.Wirasanti, lulusan Teknik Kimia ITS Surabaya memandang craft ternyata lebih menghasilkan. Hal tersebut didukung oleh passionnya mengajar craft kepada anak-anak di rumah singgah Yayasan Kanker Indonesia.

Sejak Desember 2015 Wirasanti aktif mengajar. Ia pernah mengajar anak usia lima tahun. Menurut Wirasanti, cat yang menjadi bahan decoupage diminati anak. Bahkan ada seorang peserta kursus berusia 73 tahun penyandang parkinson. Produk hasil karya lansia tersebut biasanya dilelang untuk charity. Mayoritas peserta kursus adalah kaum ibu berusia 30-40 tahun.

Wirasanti selalu mendorong para peserta kursus untuk menjual karyanya, bisa dimulai dengan memamerkannya di Facebook. Ia mengisahkan seorang peserta kursus yang datang dari Banjarmasin khusus belajar decoupage atas anjuran suami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun