Mohon tunggu...
CLC Purbalingga
CLC Purbalingga Mohon Tunggu... -

Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga adalah komunitas para pecinta film di wilayah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Komunitas ini berdiri pada 4 Maret 2006. CLC tergabung dalam lembaga asosiasi Jaringan Kerja Film Banyumas (JKFB). Aktivitas CLC Purbalingga memberikan fasilitasi dan pendampingan kepada individu atau komunitas film dan masyarakat pada umumnya di wilayah Purbalingga dan bersama JKFB di wilayah Banyumas Raya (Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Banjarnegara). Aktivitas ini mewujud, antara lain: Workshop Film, Produksi Film, Pemutaran Film, Database Film, Distribusi Film, dan Festival Film. Alamat: Jl. Puring No. 7 Purbalingga, Jawa Tengah 53353. Email: clc_purbalingga@yahoo.com Hp: 08128062020

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Produksi Fiksi Gerilya Pak Dirman Film 2015

23 Maret 2015   22:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:11 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14271262501843240311

[caption id="attachment_374600" align="aligncenter" width="500" caption="Proses produksi"][/caption]

Fenomena batu akik yang merambah banyak daerah di Indonesia salah satunya Purbalingga. Batu Klawing, yang berasal dari Sungai Klawing, sungai yang melintas wilayah Purbalingga menjadi salah satu primadona dunia batu akik.

Tidak hanya itu, fenomena ini pun kemudian ditangkap oleh Pemerintah Kabupaten Purbalingga dengan kebijakan yang kontroversial. Mendukung fenomena batu akik secara membabi-buta, salah satunya dengan menggelontorkan dana lewat Anggaran Pendapatan dan Belanjar Daerah (APBD) senilai hampir satu miliar rupiah.

Sementara, efek negatif dari fenomena ini tampak terabaikan, seperti kerusakan alam yang terjadi di beberapa titik berupa rusaknya tebing-tebing batu. Belum lagi, para pencari batu yang sampai menjarah batu-batu yang merupakan situs purbakala.

Fenomena ini kemudian ditangkap oleh komunitas film Gerilya Pak Dirman Film menjadi karya film pendek bertajuk "Begal Watu" (Begal Batu). Film pendek yang disadur dari cerita pendek karya Misyatun berjudul "Mendhem Watu" (Mabuk Batu) ini diproduksi pada Senin, 23 Maret 2015 di wilayah Desa Tanalum, Kecamatan Rembang, Purbalingga.

"Melalui film, kami ingin menunjukan pada masyarakat, bahwa boleh saja ikut-ikutan booming batu akik, namun perlu diperhatikan kelestarian alam dan kelestarian situs-situs purbakala," jelas Dinda Gita Rosita, sutradara yang masih duduk di bangku kelas X SMA Rembang Purbalingga.

"Begal Watu" berkisah tentang seorang anak muda yang tergila-gila pada batu. Setiap hari pekerjaannya mencari batu, tidak hanya di sungai namun di semua tempat. Tidak hanya merusak alam dengan mencongkel batu-batu mulia di tebing sebuah air terjun, tapi juga mengambil batu situs purbakala, bahkan batu yang dipakai sebagai pondasi rumah tetangga pun ia congkel.

Karyo Gunawan, yang berperan sebagai Indra, pemuda pencari bahan batu akik mengatakan, ini pengalaman pertama baginya bermain di film pendek. "Awalnya, saya sebatas mendukung komunitas film yang katanya sudah tidak diakui pihak sekolah kami. Dan ternyata ikut produksi film itu ramai dan mengasikan," ujar siswa kelas XI ini.

Usai beberapa hari lalu memproduksi dokumenter, komunitas film yang sudah berdiri sejak 2010 ini giliran memproduksi film fiksi pendek dengan biaya sendiri untuk turut berpartisipasi pada program Kompetisi Pelajar Banyumas Raya Festival Film Purbalingga (FFP) 2015 bulan Mei mendatang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun