Mohon tunggu...
Claudy Yusuf
Claudy Yusuf Mohon Tunggu... Administrasi - Salam

"Saya mendapat ilmu ketika membaca maka saya balas dengan menulis untuk berbagi" instagram: Claudyusuf

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menikmati Sejuknya Monas dan Masjid Istiqlal

22 Oktober 2010   06:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:12 2520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melepas penat sesudah mid semester kelas saya melakukan perjalanan wisata ke museum-museum di Jakarta. Museum di Jakarta menjadi pilihan karena dekat dengan kota Tangerang, biayanya terjangkau (baik tiket masuk museum maupun transportasi) dan akses transportasi yang mudah (bisa menggunakan kereta dan busway). Perjalanan menaiki busway dimulai dari halte kalideres menuju halte kota tua. Perjalanan tidak macet hanya saja beberapa titik jalan jalur busway yang jelek sering mengganggu apalagi saat busway harus keluar dari jalurnya karena jalur busway sedang rusak berat. Pemandangannya juga tidak terlalu bagus karena didominasi pemandangan rumah-rumah kumuh dan sungai yang airnya berwarna hitam, beda sekali jika saya naik busway dari blok-m ke kota tua yang pemandangannya gedung-gedung tinggi. Sampailah kami di kawasan kota Tua. Disini kami hanya mengunjungi museum bank Indonesia karena museum ini yang paling modern dan museum lainnya dikota tua sudah sering kami jelajahi. Mesum Bank Indonesia menyimpan berbagai mata uang Indonesia dari zaman kerajaan dan mata uang dunia.  Seusai mengunjungi museum bank Indonesia kami mencari makan di kawasan taman fatahillah setelah itu shalat dzuhur dan melanjutkan perjalanan ke museum gajah menggunakan busway. Sampai dimuseum gajah kita dapat melihat berbagi peninggalan purbakala Indonesai mulai dari arca, perhiasan, gerabah dan lainnya hanya dengan membayar Rp. 1000/orang. Setelah itu kami mengunjungi Monas yang tepat ada didepan museum gajah. Mungkin kunjungan ke museum Bank Indonesia dan Museum Gajah akan saya tulis yang lebih lengkap diartikel lain. Keluar dai museum gajah, sudah terlihat kegagahan monumen nasional atau yang sering disebut dengan Monas. Kami hanya perlu menyebrang jalan menuju monas, sayangnya pintu gerbang masuk monasnya jauh dari museum gajah. Melihat ada orang yang masuk menerobos pagar yang longgar sehingga beberapa dari kami yang bertubuh langsing masuk lewat pagar tapi yang gemuk harus lewat pintu gerbang sehingga kami terpisah menjadi 2 kelompok yang kemudian bersatu lagi (jangan ditiru ya tindakan masuk lewat pagar walau masuk lewat pintu gerbang tidak dikenakan biaya). Hari itu sangat panas sekali tapi awan mendung menyapa kami saat kami sampai dimonas. Hahhh sejuknya berada ditaman sekitar monas dengan awan yang menghalangi panasnya sinar matahari. Angin sepai-sepoi juga sering menyapa kami. Untung saja awan mendung ini perlu waktu lama untuk hujan jadi kami bisa menikmati kesejukan ditemani dengan pemandangan gagahnya monas yang menjulang tinggi. [caption id="attachment_296932" align="aligncenter" width="500" caption="Monas yang sedang mendung"][/caption] [caption id="attachment_296938" align="aligncenter" width="500" caption="monas dibaluti awan mendung"][/caption] Menikmati monas dengan keadaan sejuk dari luar membuat kami malas masuk kedalam monas, lagipula jarang-jarang menikmati sejuknya kota Jakarta. Selain itu terlihat sekali antrian masuk monas yang panjang sedangkan kami sudah sangat lelah sehingga kami tidak masuk kedalam monas. Jadi kami hanya berfoto-foto ditaman monas untuk mengabadikan perjalanan kami. Suara adzan ashar mulai berkumandang dari masjid Istiqlal sehingga kami menuju masjid untuk shalat ashar di Istiqlal. Perjalanan dari monas ke istiqlal ternyata cukup jauh dan melelahkan jika ditempuh dengan berjalan kaki. Beruntung saat kami sampai di masjid istiqlal awan mendung mulai menurunkan hujan sehingga kami tidak kehujanan. [caption id="attachment_298926" align="alignleft" width="300" caption="masjid Istiqlal"][/caption] Dari luar terlihat sekali masjid Istiqlal yang sangat besar dengan arsitektur yang berbeda dari masjid lainnya. Dari istiqlal kita dapat melihat gereja katedral yang berhadapan dengan masjid Istiqlal. Memasuki dalam masjid saya tidak langsung menemui tempat untuk shalat lalu saya mengambil air wudhu. Bagi yang pertama kali ke masjid Istiqlal mungkin cukup susah menemui tempat untuk shalatnya  karena saat masuk kemasjid bukan tempat shalat yang ditemui selain itu masjid ini sangat besar. [caption id="attachment_298936" align="alignright" width="300" caption="bagian dalam masjid Istiqlal"][/caption]  Saat sampai ditempat shalatnya terasa sekali kemegahan masjid ini dengan arsitektur yang sangat indah dan megah. Masjid yang yang diarancang oleh Federich Silaban ini memang sangat indah. Dalam masjid ini juga terasa sangat sejuk.   Selesai shalat kami menunggu hujan reda beberapa menit setelah hujan reda kami menuju halte busway untuk pulang. Sayangnya hari itu busway sangat ramai sehingga banyak dari kami yang harus berdiri dan berdesak-desakan sampai halte kalideres. Sampai dihalte kali deres kami naik angkot dan mampir ke warung makan saat jam 17.30 wib, setelah itu balik kerumah masing-masing dengan selamat. Terima kasih sudah mampir Claudy Yusuf "semua foto adalah dokumen pribadi" Lihat juga : masjid Biaturrahmah Tangerang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun