Mohon tunggu...
Claudia Magany
Claudia Magany Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Mantan lifter putri pertama Indonesia, merantau di Italia +15 tahun, pengamat yang suka seni dan kreatif!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Alternatif Selain Beras

1 Maret 2024   06:00 Diperbarui: 1 Maret 2024   06:03 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
'Polenta' makanan wong deso Italiano (Foto dokumen pribadi Claudia Magany)

Polenta biasanya untuk menemani olahan laut yang dimasak berkuah atau becek dan aneka daging yang berlemak. Ciri khas makanan kebanggaan orang Veneto adalah ikan baccala mantecato yang dilahap bersama polenta bakar. Kalau ke Venezia, turis wajib mencicipi hidangan ini. Di pasaran, ikan ini dijual kering. Untuk membuat baccala mantecato, ikannya direndam. Setelah tulangnya dibuang, daging dan kulit ikan direbus dalam air asin sambil diaduk-aduk sampai menjadi krim lembut. Bumbunya hanya bawang putih, lemon, daun salam dan merica. Sangat simpel tapi kalau sudah masuk restoran, harganya lumayan mahal.

Beradaptasi dengan makanan Italia, memudahkan saya melebur dalam keluarga suami. Resep pertama yang diajarkan mama mertua adalah risotto al radicchio, sayur kebanggaan orang Treviso. Radicchio bernama ilmiah Cichorium intybus dari famili Asteraceae. Bentuknya serupa sawi/kol. Rasanya pahit. Berwarna putih kombinasi merah gelap. Tumbuh di regione Veneto hanya di musim dingin.

'Radicchio' (Foto dokumenter Claudia Magany)
'Radicchio' (Foto dokumenter Claudia Magany)

Resep pertama disesuaikan dengan selera saya, yaitu nasinya dimasak sampai matang. Akhirnya perut dan lidah saya mulai terbiasa dengan risotto. Cukup praktis memasaknya. Hanya tumis bawang merah, masukkan beras. Aduk-aduk sampai terdengar suara denting bulir beras menyentuh panci, masukkan anggur putih. Dengan api besar, anggur menguap. Kecilkan api, tambahkan kuah kaldu sampai beras terendam kira-kira seujung ruas jari. Hampir sama dengan budaya kita memasak nasi dengan ukuran ruas jari! Aduk-aduk sampai airnya meresap dan berasnya matang (kalau mereka cukup sampai menjadi aron). Tambahkan margarin dan keju parut sebelum nasinya asat. Siap hidang!

Dari risotto, akhirnya saya mulai membuat sendiri aneka pasta dan lasagna, roti, pizza dan focaccia. Sangat menikmati kelezatan karya sendiri, berat badan saya meningkat secara bertahap. Dari 53 kg menjadi 64 kg. Kolesterol pun ikut meningkat. Terpaksa harus berobat untuk menurunkan kolesterol. Oleh dokter saya diberi obat dengan kandungan statina. Sayangnya, berefek nyeri otot dan persendian. Jadi saya beralih ke herbal.

Ternyata semua herbal penurun kolesterol di sini, umumnya berisi kandungan beras merah. Wah, dari dulu kami sekeluarga selalu mengkonsumsi beras merah di rumah di Jakarta. Saya ingat waktu SD (tahun '70an) pernah mengajak teman makan di rumah. Dia bingung lihat nasinya berwarna merah, sebab waktu itu belum banyak yang menjual beras ini. Beruntung sekali kakek saya masih punya sawah dan menanam beras merah. Jadi bertahun-tahun dapat stok dari kakek. Dan belakangan, sudah banyak dijual di pasaran. Ya sudah, akhirnya saya kembali makan nasi biasa, nasi merah. 

Namun rupanya nasi merah saja tidak cukup untuk memerangi kolesterol. Sebab karbohidrat yang saya makan, dalam darah berubah menjadi gula. Jadi saya harus mengurangi atau stop sama sekali mengkonsumsi karbohidrat. Juga sayuran dan buah yang manis-manis. Apalagi kue yang pasti mengandung gula. 

Untuk minuman, sudah 6 tahun saya tidak mengkonsumsi gula. Tapi waktu pandemia, pemerintah menyarankan makan buah atau jus buah yang banyak dijual di mana-mana. Rupanya pada masa lockdown, saya kecolongan dengan minuman instan yang kala itu mudah ditemukan dibanding terigu dan ragi yang sangat langka.

Untuk mengurangi glicemia, apoteker sini memberi herbal yang mengandung ekstrak pare dan kunyit. Langsung deh saya beli pare dan bijinya saya tanam di pot besar. Lumayan setiap tahun bisa panen pare dari teras yang hanya sepetak. Bahkan bisa saya keringkan untuk stok musim dingin. Sayur, ikan dan daging, setiap kali saya masak pakai kunyit dan jahe agar memenuhi syarat untuk mengurangi kolesterol dan glicemia. 

'Pare' (Foto dokumen pribadi Claudia Magany)
'Pare' (Foto dokumen pribadi Claudia Magany)

Tahun lalu saya juga mengupayakan diet ketat dengan mengurangi karbohidrat. Sarapan hanya dengan yogurt magro (tanpa lemak) dan cereale fiocchi d'avena (havermut) serta secangkir kopi. Makan siang bervariasi dengan karbohidrat. Makan malam hanya ikan atau daging (sapi, ayam/kalkun) dan sayuran. Lebih sering insalata yang hanya terdiri dari sayuran segar, minyak zaitun serta garam dan lada. Kadang saya tambahkan cuka. Ikan dan daging hanya dipanggang, kukus dan rebus. Jadi ayam goreng ala kentucky, tidak saya makan sebab digoreng dan pakai tepung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun