Mohon tunggu...
Claudia Magany
Claudia Magany Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Mantan lifter putri pertama Indonesia, merantau di Italia +15 tahun, pengamat yang suka seni dan kreatif!

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Sepintas Gambaran Transportasi di Italia

8 April 2022   05:00 Diperbarui: 8 April 2022   15:12 1461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oderzo hanya memiliki 10 titik mesin parkir di dalam kota (foto dokpri)

Kereta

Waktu awal-awal dulu, perusahaan transpor Venezia ACTV, pernah menjalin kerjasama dengan perusahaan kereta Trenitalia. Mereka mengeluarkan tiket bersama yang bisa dipakai untuk bus dan kereta.

Sekarang zaman mesin dan internet. Loket-loket sudah banyak yang diganti dengan kehadiran mesin tiket swalayan. Kalau dulu bisa beli tiket 'bebas' tanpa keterangan data yang hanya berlaku jika sudah 'klik' untuk validasi. Sekarang kalau membeli tiket harus mengisi data tanggal bahkan jam perjalanan. Resikonya, dipakai atau tidak, tiket akan hangus walau tanpa klik validasi. Jadi, pikirlah baik-baik sebelum membeli tiket!

Perjalanan jarak jauh antar regione, dulu saya hanya mengandalkan kereta untuk perjalanan darat. Tapi sekarang ada flixbus yang bahkan bisa menghubungkan antar kota antar negara. Harga tiketnya juga relatif murah, apalagi kalau booking jauh hari sebelum data keberangkatan.

Pengalaman dua kali pergi ke Milan dari Mestre, harga tiket kereta paling murah untuk jam tertentu, harganya 20 euro. Dalam itinerari, tertulis lama perjalanan 3 jam 12 menit karena harus ganti kereta di stasiun Verona. Hanya selisih 6 menit untuk ganti kereta, pastilah terkejar. Namun ada masalah teknis, yaitu pintu kereta tidak bisa dibuka sebelum kereta benar-benar berhenti.

Sementara di jalur lain, kereta tujuan Milano mulai bergerak pelan. Saat kereta yang saya tumpangi berhenti, kereta yang permisi depan mata, sudah tak bisa dikejar sebab sudah melaju meninggalkan stasiun. Terpaksa harus menunggu kereta berikutnya yang datang satu jam kemudian. Maka total waktu perjalanan menjadi 4 jam 12 menit.


Stasiun besar umumnya dilengkapi restoran, bar, WC dan toko seperti toko buku dan aneka suvenir. Juga mesin-mesin swalayan yang menjual teh/kopi panas, aneka minuman kemasan dan snack. Mesin-mesin ini hadir di sepanjang jalur penumpang sejajar rel (binario). Jadi menunggu sejam pun menjadi hiburan tersendiri buat saya.

Flixbus

Flixbus. Nama ini sudah tak asing untuk pelajar Indonesia di Eropa. Karena penasaran, tahun 2018 lalu akhirnya saya bisa juga menikmati jasa transportasi ini. Berangkat dari halte yang menempel di stasiun Mestre, tujuan Milan. Tiketnya harus beli online dan bisa pilih jam karena harganya beda-beda. Waktu itu saya dapat tiket seharga 9 euro dengan total perjalanan 3 jam 5 menit. Setiap halte yang dilalui, kalau kosong tak terlihat calon penumpang, sopirnya melaju tanpa stop.

Dalam bus yang full musik ini, ada WC yang sangat bersih. Disediakan juga fasilitas wifi buat turis. Kursinya sangat nyaman. Ada meja lipat, jadi bisa bawa bekal makanan dari rumah. Lampu-lampu juga bisa diatur untuk membaca atau dibiarkan remang-remang.

Waktu kecil, saya sangat menikmati sekali perjalan jauh karena pemandangan alam sekitar sangat indah. Desa-desa yang dilalui terlihat damai dan asri. Walau secara fisik, mungkin kendaraan umum yang saya tumpangi kurang nyaman karena hanya sanggup membayar kelas ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun