Mohon tunggu...
Claudea Novitasari
Claudea Novitasari Mohon Tunggu... -

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta - 2012

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ayo Pasaran!

29 Mei 2015   15:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:28 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1432887268212588848

“Adik mau main yang masak-masakan, Kak,” celetuk seorang anak kecil pada kakaknya.

Sore itu, saat berada di Tamansari Food Court, terdengar rengekan seorang anak kecil yang meminta untuk dibukakan aplikasi game simulasi memasak di tablet milik kakaknya. Anak-anak kecil zaman sekarang sepertinya lebih senang menghabiskan waktu mereka dengan bermain video game daripada bermain bersama teman-temannya.

Kemajuan teknologi memang akan memudahkan orang untuk beraktivitas. Melalui gagdet dan ribuan aplikasinya, segalanya dapat dilakukan dengan mudah – di mana pun dan kapan pun, termasuk untuk mengisi waktu luang dengan berbagai game.

Game Cooking Academy Tycoon dan Saras’s Cooking Class for Girls menjadi contoh dari sekian banyak aplikasi game simulasi memasak yang dapat diunduh secara gratis menggunakan Google Play maupun App Store. Pada aplikasi game tersebut, biasanya seorang anak diharuskan untuk menyelesaikan sebuah misi dengan mengikuti perintah yang tertera di layar gadget mereka, seperti memotong, menggoreng, hingga mengaduk adonan.

Sebelum video game booming seperti sekarang, bermain dengan teman di sekitar rumah menjadi momen yang paling menyenangkan untuk anak-anak. Seperti aplikasi game masak-memasak tadi, dulu kami mengenal bermain masak-masakan, atau yang biasa dikenal dengan pasaran.

Pasaran merupakan permainan di mana anak berimajinasi seakan-akan sedang memasak, dengan menggunakan alat-alat yang mirip dengan peralatan dapur asli. Kadang-kadang juga menggunakan peralatan yang dipinjam dari dapur ibunya. Ini menjadi permainan favorit di kalangan anak perempuan.

Permainan ini biasanya dimainkan secara beramai-ramai, bersama teman-teman sekolah atau tetangga yang sebaya. Pola dari permainannya pun beragam, ada yang seolah-olah membuka rumah makan, atau sekedar berperan sebagai ibu rumah tangga yang mempersiapkan makanan untuk keluarganya.

Untuk bahan-bahan yang digunakan, biasanya kami dapat dari tanaman-tanaman yang ada di sekitar rumah. Misalnya, buah ceplukan atau ciplukan yang digunakan sebagai pengganti buah tomat. Ada juga tali putri, benalu tanaman yang bentuknya mirip seperti mie kuning. Terkadang kami juga asal saja memanfaatkan apapun yang tersedia untuk dijadikan bahan masakan, seperti bunga petai, batang dan daun singkong, pelepah pisang, dedaunan dari tanaman liar, hingga air bekas cucian beras dan remukan dari batu bata.

Meski sangat sederhana, bagi kami permainan semacam ini sangat mengasyikkan. Bertemu dengan teman, berimajinasi bersama, hingga saling berpartisipasi dalam mengumpulkan peralatan dan bahan untuk memasak. Saat kami masih kecil, membeli dan mengoleksi peralatan bermain pasaran seakan menjadi hal yang wajib untuk dimiliki oleh anak perempuan.

Celakanya, perkembangan teknologi ternyata mengubah orang menjadi lebih individualis. Banyak anak-anak yang sejak kecil dibiarkan oleh orang tuanya hanya berkutat dengan video game sepanjang hari. Mereka hanya berinteraksi dengan mesin dan menjalankan perintah mesin.

Ini berbeda dengan permainan tradisional pasaran yang akan melatih anak untuk bersosialisasi dengan teman-temannya – bernegosiasi dan berkompromi terhadap masalah yang muncul. Tidak hanya itu saja, pasaran juga melatih anak untuk lebih aktif mengembangkan imajinasinya.

Hal itu tentunya menjadi sesuatu yang sangat positif untuk perkembangan pola pikir anak. Apakah kalian masih menemukan anak-anak kecil yang bermain pasaran? Pertanyaan ini sedikit mengelitik, jika melihat keadaan sekarang yang sudah tidak seperti dulu lagi.

Ditulis oleh:
Sisilia Claudea Novitasari

Patricia Diah Ayu Saraswati


Editor:
trulyjogja.com



See more at trulyjogja.com

“Adik mau main yang masak-masakan, Kak,” celetuk seorang anak kecil pada kakaknya. - See more at: http://www.trulyjogja.com/ayo-pasaran/#sthash.OBTzyETY.dpuf
“Adik mau main yang masak-masakan, Kak,” celetuk seorang anak kecil pada kakaknya. - See more at: http://www.trulyjogja.com/ayo-pasaran/#sthash.OBTzyETY.dpuf

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun