Mohon tunggu...
Humaniora

"Pelakor", Istilah yang Diskriminatif

28 Februari 2018   15:18 Diperbarui: 28 Februari 2018   15:29 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kuperhatikan akhir akhir ini istilah " Pelakor" atau perebut laki orang begitu populer. Banyak kisah yang dipenuhi airmata dari seorang perempuan karena suaminya direbut orang atau sekurang kurangnya suaminya berselingkuh dengan satu atau lebih perempuan. Aku turut prihatin kepada perempuan perempuan yang mengalami penderitaan itu.

Aku juga tidak bermaksud untuk menyalahkan perempuan itu.Aku juga tidak bermaksud mengatakan " pasti ada yang salah " pada perempuan itu sehingga suaminya menjadi tertarik kepada perempuan lain. Tetapi yang kulihat ada faktor penyebab kenapa seorang perempuan bersuami atau anak gadis yang menjadi tertarik kepada laki laki yang sudah bersuami.

Mira misalnya ,seorang anak gadis yang kukenal dan dia masih kuliah di sebuah perguruan tinggi di kota kami. Rumah kami dengan kostnya Mira berdekatan maka aku dan dia sering juga ngobrol ngobrol kadang kadang ngerumpi.

Aku jadi tahu Mira putri tertua dari 3 orang bersaudara. Ayahnya pensiunan dan sedang sakit sakitan di desa mereka. Kulihat dari keadaan nya ,hidupnya sangat sederhana dan kalau pergi kuliah ia menggunakan angkutan kota ( angkot). Suatu ketika kulihat Mira diantar seseorang naik mobil. Hari hari berikutnya kuperhatikan mobil yang sama selalu mengantarnya.Aku tentu tidak mau usil siapa yang selalu mengantarnya naik mobil itu.

Pada suatu hari aku jadi sadar ,oooh sudah lama aku tidak melihat Mira di rumah kostnya.Kemana ya Mira pikirku.Tapi aku hanya sekedar bertanya dalam hati karena anak gadis yang berambut panjang itu tidak terlalu penting artinya untukku. Sesudah sekian bulan ,hp ku berdering ,Mira meng hp ku.

Apa kabar Mbak Clara sapanya.Ooo Mira apa kabar ,Mbak baik baik saja .Koq sudah lama tidak kelihatan kataku. Gini Mbak ,kata Mira.Maaf aku tidak sempat pamit sama Mbak . Jangan marah ya Mbak ,aku sudah menikah. Langsung kupotong ucapannya,kalau udah nikah kenapa tidak undang Mbak.

Ya ,Mira minta maaf lagi .Mira nikah siri Mbak dengan seorang laki laki yang udah punya istri. Aku terkejut mendengarnya lalu kutanya koq bisa begitu Mira.
Melalui suara hp itu kudengar ada tangisan kecil pada suara Mira.

Mbak kan tahu keadaan hidup keluarga kami agak susah. Papa juga sakit sakitan tidak kerja lagi.Uang kuliah juga susah untuk membayarnya.Biaya hidup sehari hari juga pas pas an.

Aku kenalan sama seorang laki laki yang berumur sekitar 50 tahun.Mas itu sangat baik .Uang kuliah ku dibayarkannya ,buku buku yang kubutuhkan juga dibelikannya.Dia tawarkan kepada ku sepeda motor tetapi kutolak .Obat obat untuk papa juga dibelikannya.

Begitulah Mbak akhirnya aku jatuh cinta dan selanjutnya kami menikah. Aku tahu Mbak ,perbuatanku ini salah tetapi aku sudah tidak dapat mundur lagi. Tadi malam aku teringat lagi pembicaraanku dengan Mira karena sekarang ini sedang hangat hangat nya pembicaraan tentang " Pelakor". Aku sadar ,Mira masuk kategori Pelakor ini.Tapi aku bertanya juga dalam hati . Salahkah Mira dengan perbuatannya ini?. Tentu salah ,kataku juga dalam hati. Tapi apakah hanya Mira yang salah.

Menurutku tidak. Mira salah tapi laki laki yang menikahinya itu juga salah. Laki laki itu dengan sengaja mengambil simpati Mira dengan membayar uang kuliahnya, , membeli buku buku untuknya dan juga membelikan obat obatan untuk papa Mira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun