Mohon tunggu...
Clara Anugrah Barus
Clara Anugrah Barus Mohon Tunggu... Guru - Educator

To be an educator is not about job, it's about CALLING

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Implementasi Experiential Learning Ke Dalam Cyber Pedagogy di Era New Normal

9 Desember 2021   13:15 Diperbarui: 11 Desember 2021   07:59 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Experiential learning merupakan model pembelajaran yang bertujuan untuk mengajak siswa memandang secara kritis kejadian yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan penelitian sederhana untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kemudian siswa menarik kesimpulan bersama. Terdapat empat elemen di dalam sebuah siklus yang dikembangkan dalam model pembelajaran ini, yaitu:

  1. Concret experience (CE) yaitu siswa belajar melalui perasaan (feeling) dengan menekankan segi-segi pengalaman konkret dan lebih menekanan relasi dengan sesame serta sensitivitas terhadap perasaan orang lain.
  2. Reflective Observation (RO) yaitu siswa belajar melalui pengamatan (watching). Penekanannya mengamati sebelum menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak makna dari hal-hal yang diamati.
  3. Abstract conceptualization (AC) yaitu siswa belajar melalui pemikiran (thinking)dan lebih terfokus pada analisis logis dari ide-ide, perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi atau perkara yang dihadapi.
  4. Active experimentation (AE) yaitu siswa belajar melalui tindakan (doing). Pada tahap ini siswa cenderung kuat dalam segi kemampuan melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat perbuatannya.

            Dari pemaparan diatas dapat dilihat bahwa model pembelajaran ini mendukung siswa untuk aktif, berkolaborasi dalam belajar dan mengalami pembelajaran secara langsung. Namun, permasalahannya adalah di era new normal saat ini, sistem pembelajaran belum sepenuhnya tatap muka, lalu bagaimana experiential learning dapat dilakukan dengan efektif di masa yang seperti ini. Guru atau pendidik dapat menggunakan cyber pedagogy untuk menerapkan model pembelajaran ini.

            Cyber pedagagoy adalah seni mengajar dalam suatu lingkungan yang serba online. Pendekatan ini menekankan metode pengajaran yang paling cocok untuk teknologi tertentu yang digunakan. Lalu bagaimana menerapkan experiential learning dengan cyber pedagogy. Zaman saat ini banyak sekali aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan untuk guru mengajar ataupun siswa gunakan. Kita dapat menggunakan LMS sebagai media pembelajaran, ataupun virtual meeting seperti zoom, g-meet, gather town, dsb. Untuk memberikan assesmenpun kita dapat menggunakan dapat menggunakan aplikasi seperti g-form, quiziz, kahoot, dsb. Resource pembelajaranpun dapat banyak kita temukan dari berbagai platform.

            Contohnya ketika saya ingin menerapkan experiential learning di kelas, siswa sedang belajar mengenai lingkungan. Dalam topik pembelajaran ini siswa perlu melakukan pengalaman-pengalaman untuk mempraktikkan menjaga lingkungan sekitar. Lalu siswa juga perlu berkolaborasi dengan sesamanya untuk menjaga lingkungan sekitar. Sehingga, karena pembelajaran masih sistem full online saya memanfaatkan LMS seperti Microsoft teams sebagai jalur atau wadah untuk berkomunikasi dan menyampaikan setiap materi-materi pembelajaran. Lalu untuk projek kolaborasinya, kita bisa juga meminta siswa mempraktikkannya di rumah bersama keluarga kemudian mereka membuat report dari kegiatan tersebut dengan mengirimkan video aktifitas mempraktikkan kebersihan lingkungan bersama keluarga. Bukan hanya itu, untuk mengecek pemahaman siswa,  saya manfaatkan aplikasi seperti kahoot dimana siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan topik lingkungan. Pada kegiatan akhir, siswa membuat refleksi bagaimana perasaan mereka setelah melakukan aktivitas-aktivitas pembelajaran yang sudah dilakukan dengan menggunakan lembar refleksi online yang saya kirimkan di dalam Microsoft teams.

            Menjadi seorang pendidik sekaligus pembelajar seumur hidup memang kita perlu terus mengembangkan kemampuan kita agar metode pengajaran yang kita gunakan dapat relevan dengan perkembangan zaman. Kitapun jadi bisa antisipasi jika ada suatu masalah yang terjadi di dalam dunia pendidikan.

           

           

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun