Mohon tunggu...
Bryna
Bryna Mohon Tunggu... Tutor - Peminat sejarah dan budaya

Senang menulis tentang sejarah, seni, dan kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orang-Orang Tua: Bagaimana Mereka Diperlakukan dalam Peradaban

29 Februari 2024   19:04 Diperbarui: 1 Maret 2024   02:06 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Almshouse, rumah penampungan orang-orang tua (1940-an) (sumber:historiclondontown.org)

Menjelang kemerdekaan, golongan tua biasanya adalah orang yang  telah cakap berpolitik dan beberapa di antara melakukan perlawan di masa kependudukan Jepang dengan cara berkooperatif. Soekarno dan Hatta ketika diculik ke Rengasdengklok oleh golongan muda Agustus 1945 berusia 44 dan 43.

Tampaknya batas-batas tua dalam dunia politik memang tidak menentu. Mao Tse Tung masih menjadi tokoh sentral politik di China sampai akhir hayatnya pada umur 82, bahkan 10 tahun sebelumnya (ketika berumur 72) ia mampu membuat gerakan besar yang dikenal dengan nama The Great Proletariat Cultural Revolution atau Revolusi Budaya. Joe Biden menjadi Presiden Amerika ketika berumur 78.

Jared Diamond, seorang ilmuan dan penulis dalam The World Until Yesterday mengatakan bahwa tidak ada definisi universal bagi usia “lanjut usia”, dan pendefinisiannya tergantung pada konteks suatu masyarakat. Dalam karyanya tersebut ia membahas bagaimana orang-orang tua diperlakukan dari berbagai kebudayaan.

Di pedesaan Fiji, negara di Oseania, orang-orang tua yang hidup di desa akan hidup ditempatnya sepanjang umurnya dengan dikelilingi kerabat dan sabahat mereka seumur hidup mereka. 

Mereka kerap tinggal di rumah anak-anak mereka yang sekaligus mengurus mereka. Bahkan anak-anak tersebut bisa menyungah dan melunakkan makanan untuk orang-orang tua tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan kondisi di Amerika di mana orang-orang tua dikirimkan ke panti jompo dan hanya sesekali dijenguk.

Apa yang dilakukan orang-orang di pedesaan Fiji tersebut tentunya tidang asing oleh masyarakat Asia, khususnya Indonesia sendiri yang memegang kuat nilai-nilai keluarga. Sementara masyarakat Barat lebih cenderung individualistis.  

Almshouse, rumah penampungan orang-orang tua (1940-an) (sumber:historiclondontown.org)
Almshouse, rumah penampungan orang-orang tua (1940-an) (sumber:historiclondontown.org)

Berbagai variasi sikap terhadap orang-orang tua dari membiarkan mereka menindindas anak-anak mereka yang telah dewasa dan mengendalikan harta benda mereka sampai pada membiarkan para orang-orang tua kelaparan, meninggalkan, hingga secara aktif membunuh mereka terjadi di dalam masyarakat.

Dalam konteks masyarakat nomaden yang harus berpindah-pindah dari waktu ke waktu, tanpa membawa hewan yang dapat membawa beban, mereka harus menggendong segala sesuatu di punggung mereka. Hal tersebut mulai dari bayi, anak-anak yang belum mampu berjalan, senjata, perkakas, semua harta bendanya, serta makanan dan air untuk perjalanan. Membawa orang lanjut usia dalam konteks ini dianggap sulit dan mustahil.

Di dalam situasi kekurangan makanan, khususnya di wilayah Artik dan gurun, orang-orang tua yang dianggap tidak produktif harus dikorbankan jatah makannya kepada orang-orang yang masih produktif untuk tetap bertahan hidup.

Bagaimana menghilangkan orang-orang tua yang dianggap membebani pun cukup pun beragam. Orang-orang Inuit di Artik, orang-orang Hopi di gurun Amerika Utara, orang-orang Witoto di Amerika Selatan tropis, dan Aborigin Australia melakukannya dengan cara pasif.  Dilaporkan bahwa mereka mengabaikan orang-orang lanjut usia hingga meninggal dengan cara tidak memberikan perhatian, memberi sedikit makan ataupun membiarkan kelaparan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun