Mohon tunggu...
Citra Rizcha Maya
Citra Rizcha Maya Mohon Tunggu... pegawai negeri -

I wanted to be that quirky girl who writes silly stories that still have meaning.❤\r\n\r\n\r\nhttp://ceritacintaciptaancitra.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

The Half Blood Princess (Putri Berdarah Ungu) Part 30

5 Juli 2011   12:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:55 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1309869555522363347

Nyaris jam 12 malam, Gavner mengantarkan aku sampai di gerbang depan rumah Dante, Lola, adiknya sudah menunggu di gerbang depan. Gavner sudah bersikap sangat baik hari ini, dia tau aku masih menyayangi Dante, dan masih membolehkan aku untuk menyiapkan kejutan untuk ulang tahunnya, sepulang sekolah Gavner menemaniku mencari kado, dia mengusulkan untuk membelikan Dante sepasang sepatu basket, dan itulah yang menjadi kadonya setelah itu kami memesan black forest dengan lilin berjumlah tujuh belas, aku merasa sedikit sakit ketika aku yang bukan lagi sebagai pacarnya harus memberinya kejutan seperti ini, ada batasan yang tak mungkin kulewati. Tapi Gavner menyemangatiku. Setelah Gavner berlalu aku memasuki rumah Dante dengan Lola yang ada di sampingku, ingat Lola? Dia gadis yang melihatku memuntahkan makananku dulu, dia yang mengatakannya pada Dante, dan Dante lah yang membuatku meninggalkan kebiasaan burukku itu. Aku berterimakasih atas apa yang pernah Dante lakukan, menyelamatkanku sebelum aku benar-benar terjatuh.

“La, orang rumah mana?” tanyaku berbasa-basi

“Mama sama Ayah keluar kota, ngunjungi keluarga, adik Ayah mau nikah” Mama Dante menikah lagi ketika Dante berumur lima tahun, Ayah Dante orang yang bertemperamen keras, hingga mamanya berkali-kali lari dari rumah, Dante pernah menceritakannya padaku dulu bagaimana menderitanya hidupnya, bagaimana ia melewati kedai es krim dan hanya bisa menelan ludah karena menginginkannya, dia pernah merasa kelaparan, hingga dia mati-matian menyembuhkan aku dari anorexia-ku, dia beranggapan ada orang-orang yang sangat kelaparan yang tak punya kesempatan untuk makan tapi disisi lain ada orang yang menolak untuk makan padahal dia memiliki kesempatan untuk makan, dia merasa sedih melihat orang yang tak bisa menghargai makanannya.”Dante mana?”

“Di kamarnya, sejak putus dari mbak Ghie, dia sering mengurung diri di kamar, udah nggak pernah latihan basket, tampangnya suntuk mulu, mama sampe khawatir, tapi mas Dante tau kok, kalo mbak Ghie masih sayang kan sama mas Dante?” Lola dan aku mengobrol sambil menyalakan lilin-lilin di atas kue.

“La… masalahnya nggak kayak gitu”

“Mbak, please tanya hati mbak, mbak sayang kan sama mas Dante?”

“La, mbak Ghie nggak bisa, mbak udah tunangan sama mas Gavner”

“Cowok bule itu?”

“Tampangnya doank yang bule, aslinya pribumi banget” aku mencoba untuk membuat ini jadi sebuah lelucon.

“Mbak Ghie beruntung ya, ada dua orang cowok yang sama-sama menyayangi mbak Ghie, seharusnya mbak Ghie milih mas Dante, mas Dante udah lama jadi secret admirer-nya mbak Ghie, tapi kan dari dulu mbak Ghie itu galak banget mas Dante sering cerita dulu, dia malah nyebut mbak Ghie itu ratu kutub,mas Dante cerita gimana mbak Ghie sama dia itu musuhan, mas Dante sering banget ngeselin mbak Ghie cuma untuk narik perhatian mbak Ghie, mas Dante nyebelin ya?”

“Nggak La, mas Dante itu salah satu cowok paling baik yang pernah mbak Ghie kenal” akhirnya, kami sampai di depan Dante, pintunya tertutup, terdengar petikan gitar, dan suara Dante yang serak dan berat menyanyikan sebuah lagu, aku dan Lola, berhenti saling menatap dan mendengar Dante bernyanyi, aku merasa dia bernyanyi dengan sepenuh hati, aku dan Lola hanya berdiri dan mendengarkannya dari balik pintu.

Lay a whisper on my pillow, leave the winter on the ground. I wake up lonely, there's air of silence in the bedroom and all around Touch me now, I close my eyes and dream away.

It must have been love but it's over now. It must have been love but I lost it somehow. It must have been love but it's over now.

From the moment we touched, 'til the time had run out. Make-believing we're together that I'm sheltered by your heart. But in and outside I've turned to water like a teardrop in your palm. And it's a hard winters day, I dream away.

It must have been love but it's over now. It's all that I wanted, now I'm living without. It must have been love but it's over now, it's where the water flows, it's where the wind blows.

Lagu yang dinyanyikannya menyentuh hatiku, bukan hanya Dante yang patah hati, bukan hanya Dante yang kehilangan cinta ini. Aku tak dapat menahan air mataku, aku menangis, dan Lola hanya menepuk bahuku, aku menguatkan diri, tak boleh lagi larut dalam kesedihan ini, aku berusaha tersenyum ketika Lola membuka pintu dan meneriakan “Sureprise!!!”Dante terkejut melihatku tapi aku memberinya senyum dan bersama-sama diantara tawa dan air mata aku dan Lola menyanyikannya lagu.

“Happy birthday to you

You were born in the Zoo

With the Lion and the Tiger

And the Monkey Like you”

Setelah itu Dante meniup lilinnya dalam lima kali tiupan, matanya terus menatap mataku, tatapannya membuatku berdebar, Dante sebenarnya masih sangat kurindukan.

“Okey mas, happy b’day wish you all the best, kadonya nyusul, dah, Lola udah ngantuk, bye mbak Ghie, have fun ya” Aku tau Lola hanya ingin meninggalkan kami berdua. Setelah Lola pergi, aku duduk dengan Dante di Lantai kamarnya yang berkarpet motif zebra, kamarnya bernuansa artistik, ada benda-benda antik, dan ada lukisan besar menarik di atas tempat tidurnya, bergambar wanita cantik yang familiar, itu cuma lukisan, mata kadang menciptakan ilusi.

“Ghie, bagaimana bisa kamu disini dan ngasih gue kejutan kayak gini, kamu bilang kamu harus tinggalin aku untuk Gavner tapi sekarang kamu hanya bikin aku berharap, kamu hanya bikin aku makin nggak bisa bunuh cinta ini, Ghie, ngeliat kamu dari jauh itu nyiksa aku, liat kamu disana dengan orang yang bukan aku itu sangat mengganggu hatiku, Ghie bilang apa maumu?kalau kamu mau ninggalin aku please jangan bikin aku berharap kayak gini.”

“Maaf…”

“Ghie sejujurnya ngeliat kamu sekarang, disini rasanya kayak mimpi, tapi aku nggak tau mesti bersikap bagaimana? pantas nggak kalau aku bersikap ke kamu kayak aku bersikap ke kamu yang dulu, bukan kamu yang milik orang lain?”

“Dante, berat buat aku ninggalin kamu, dan nggak mungkin hilangin cinta ini begitu saja, kamu tau ternyata meninggalkan itu ternyata sama menyakitkannya kayak ditinggalkan, rasanya Gavner ngerti rasa itu, dia tau dihatiku masih ada cinta buat kamu, dia minta aku untuk memberikan kejutan ini buat kamu, jadi…please anggap ini sebagai hadiah ulang tahun dari orang yang pernah mencintaimu”

“Tapi bolehkan untuk malam ini aja aku minta kamu jadi cewek yang masih mencintai aku, please Ghie…malam ini aja, jadikan itu sebagai permintaan terakhirku”

“Dante…” aku nggak tega ketika kulihat matanya berkaca, dan tak menghindar ketika dia mengelus pipiku dengan penuh sayang, tapi ketika kurasa wajahnya mendekati wajahku, saat bibirnya nyaris menyentuh bibirku, aku menghindar, dan berdiri, berjalan pelan ke arah lukisan wanita di atas tempat tidur Dante.

“Lukisannya indah” aku sengaja mencari topik yang tidak mengarah ke pembahasan perasaan lagi.

“ Itu peninggalan papaku”

“Oh, sorry” Aku tak bermaksud membuka kesedihannya, seberapun dia membenci almarhum papanya karena ketidakbahagiaan yang papanya pernah lakukan di masa lalu, tapi jauh dalam hatinya dia menyayangi pria itu, aku pernah menemaninya dulukesana,ke makamnya tanpa sengaja, dihari dia memintaku untuk menguburkan si Barbie, selalu setiap hari jumat dia akan mengunjungi makam papanya.

“Papamu hebat ya, cantik sekali lukisannya”. aku menyentuh lukisan itu, ada tanda di sana sebuah kata, atau mungkin nama…bertuliskan Ayara, aku tersentak.

“Yeah, dia hebat, dan lukisan itu adalah hal yang paling dibenci mamaku, gadis di lukisan itu adalah gadis yang pernah ada dalam hidup papaku, satu diantara sekian banyak gadis.” Dia berkata dengan nada sedikit mengejek. Aku merasa air mataku akan tumpah, aku tak ingin bila ini adalah sebuah realita yang harus kuhadapi. Tak tahan, aku benar-benar menangis sekarang, Dante menatapku dengan heran, tak yakin dengan apa yang menyebabkanku menangis.

“Ghie, kamu kenapa Ghie?”

Aku terisak makin keras, air mataku tak dapat kubendung, jadi ini alasannya kenapa mamaku melemparinya, mamaku bisa saja terkejut, bisa saja disadarkan lagi dengan masa lalunya, bisa saja itu berarti penyesalan, bisa saja itu berarti peringatan, dan larangan untuk menjalani hubungan yang terlarang ini. Mungkin mamaku tau, mungkin wajah Arian tergambar jelas di wajah Dante, mama mungkin mengingatnya, mama mungkin menebaknya, mama mencoba untuk memperingatiku, aku merasakan kepedihan yang mendalam, Dante adalah kesalahan terbesarku, Dante adalah penyesalanku.

“Ghie, kamu kenapa?” Dante kebingungan.

Aku tak kuasa untuk mengatakanya, aku tak ingin dia terluka, tapi aku tak ingin dia berdosa karena terus mencintaiku.

“Jangan bilang papa kamu bernama Aryan” isakku.

“Bagaimana kamu bisa tau?”

Harusnya dia tak berbicara seperti itu

“Bagaimana kamu bisa tau papaku bernama Aryan?” dia menatapku tak percaya.

Aku terisak lagi, tak kuasa harus bicara tapi ini harus kukatakan.

“Gadis dilukisan itu adalah mamaku, dan papamu adalah orang yang telah menghamili mamaku, dan bayi dalam kandungannya itu adalah aku, kamu tau maksudnya.”Dan aku berlari keluar dari rumahnya dengan segera, aku tak mendengar Dante memanggilku, kupikir diapun sama terkejutnya seperti aku, aku berlari secepat kakiku bisa membawaku, dan disaat yang tepat taxy berhenti di depanku, segera aku masuk ke dalam taxy dan menghempaskan diriku di jok belakang, yang kuinginkan saat ini adalah berada di rumahku secepatnya, dan menyesali segalanya.

sebelumnyahttp://fiksi.kompasiana.com/prosa/2011/07/04/the-half-blood-princess-putri-berdarah-ungu-part-29/

bersambung ke part 31 http://fiksi.kompasiana.com/prosa/2011/07/08/the-half-blood-princess-putri-berdarah-ungu-part-31/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun