Mohon tunggu...
Marlistya Citraningrum
Marlistya Citraningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja Millennial

Biasa disapa Citra. Foto dan tulisannya emang agak serius sih ya. Semua foto yang digunakan adalah koleksi pribadi, kecuali bila disebutkan sumbernya. Akun Twitter dan Instagramnya di @mcitraningrum. Kontak: m.citraningrum@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Solo Traveling: Tokyo

11 Oktober 2011   06:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:05 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini adalah kali kesekian saya traveling sendiri. Ya begitu deh, selain faktor konferensinya, saya memang orangnya sangat dominan dan cerewet, jadi jarang ada yang betah traveling dengan saya. Hahaha. Enaknya, tidak perlu ribet kompromi rencana, tidak enaknya, semua harus direncanakan dan dilakukan sendiri.

Eh kalau tulisannya agak panjang, sabar ya bacanya. Hehe.

Minggu, 2 Oktober 2011

Berhubung jadwal konferensi yang penuh dan saya hanya tinggal di Tokyo selama 5 hari 4 malam, saya harus "lihai" memanfaatkan waktu untuk ngelayap. Duh bahasanya. Hehe. Karena itu saya mengambil city-to-city flight untuk menghemat waktu (hematnya bisa 4 jam lho!). City-to-city flight adalah penerbangan yang melayani rute antar airport yang letaknya di dalam kota. Airport utama Taiwan adalah Taiwan Taoyuan International Airport (TPE) yang memakan waktu sekitar 1-1,5 jam dari Taipei. Airport utama Jepang adalah Narita International Airport (NRT) yang jaraknya juga sekitar 1-1,5 jam dari pusat kota Tokyo. Saya sengaja mengambil rute Taiwan  Songshan Airport (TSA) ke Haneda International Airport (HND), sehingga saya bisa menghemat waktu berangkat dari kampus dan menuju hotel. Cukup 20 menit naik bus dan MRT dari kampus ke TSA dan cukup 50 menit dari HND ke hotel.

Hotel saya terletak di Ikebukuro, hotel mid-range yang sangat nyaman. Semua stafnya bisa berbahasa Inggris, harganya oke, kamarnya nyaman, dan punya kafe 24 jam. Saya sampai disana jam 4 sore, dan langsung ganti baju lalu berangkat ke welcome reception di Tokyo International Forum (di Yurakucho, 20 menit dengan subway dari Ikebukuro).

(conference tag) (Ikebukuro station)

Welcome receptionnya selesai jam 8, setelah itu saya kembali ke Ikebukuro dan keluyuran di sana sampai sekitar jm 11 malam. Ikebukuro merupakan distrik bisnis dan stasiunnya merupakan yang tersibuk kedua setelah Shinjuku, jadi ya, saya memang sempat kesasar di stasiun. Hihihi. Di underground space-nya banyak terdapat toko dan kafe.

Senin, 3 Oktober 2011

Senin itu saya full-day konferensi (9-5). Ada banyak sesi yang menarik untuk didatangi, jadi saya sengaja tidak ngelayap di tengah-tengah konferensi. Selesai jam 5 sore, saya kembali ke hotel, lalu beristirahat sebentar dan janjian bertemu teman saya di Shibuya. Mau lihat Hachikou. Hehe. Kami bertemu disana sekitar jam 7, berkeliling sebentar, termasuk melihat persimpangan Shibuya yang terkenal itu (kalau lampu untuk pejalan kaki menyala hijau), ratusan orang menyeberang dari 4 arah sekaligus. Wow. Setelah itu ke salah satu department store dan biasa, belanja dikit. Dikit. Hihihi.

Karena lapar, teman saya mengajak saya makan ramen. Ichiran Ramen, yang buka 24 jam saking terkenalnya. Lumayan mahal sih, satu mangkuk ramen harganya 780 yen, atau sekitar 78.000 ribu rupiah. Ini restoran yang mirip warnet yang saya ceritakan kemarin.

Kenyang makan ramen, kami jalan-jalan lagi di sekitar Shibuya, termasuk melihat si Hachikou yang lengendaris itu. Masih suka terharu kalau ingat filmnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun