Mohon tunggu...
Marlistya Citraningrum
Marlistya Citraningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja Millennial

Biasa disapa Citra. Foto dan tulisannya emang agak serius sih ya. Semua foto yang digunakan adalah koleksi pribadi, kecuali bila disebutkan sumbernya. Akun Twitter dan Instagramnya di @mcitraningrum. Kontak: m.citraningrum@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Melihat Kejayaan Negeri Bollywood

24 Agustus 2017   21:49 Diperbarui: 25 Agustus 2017   18:42 3219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si ganteng SRK (kredit foto: Getty Images)

Di Indonesia, masih ada sekitar 5 juta rumah tangga (atau sekitar 20 juta penduduk) yang belum mendapatkan akses listrik. Di India, jumlahnya lebih dari 10 kali lipatnya! Iya, masih ada sekitar 230 JUTA penduduk India yang belum menikmati akses listrik.

Merasa sedikit lebih baik? Jangan.

Jika Merkel berani melakukan revolusi energi, perdana menteri India juga tak mau kalah. Sebelum Modi menjadi perdana menteri, Manmohan Singh meresmikan sebuah prakarsa tenaga surya nasional yang disebut The Jawaharlal Nehru Solar Mission. 

Di tahun 2010 saat diumumkan, pemerintah berkomitmen untuk memproduksi 20 GW listrik dari tenaga surya di tahun 2022. Mungkin karena gengsi dengan perdana menteri sebelumnya, Modi mengubah target tersebut menjadi 100 (SERATUS!) GW, masih dengan kerangka waktu yang sama.

Gile lu Mod.......

Kebun panel surya di India (kredit foto: Scroll.in)
Kebun panel surya di India (kredit foto: Scroll.in)
Modi memang tak main-main. Mirip seperti Merkel, Modi sangat mendukung penggunaan energi terbarukan untuk pembangkitan listrik. Pemerintah India sendiri sudah mendeklarasikan bahwa mereka tak lagi memerlukan pembangkit listrik bertenaga batubara dan berkomitmen kuat untuk mewujudkan cita-cita Modi yang tinggi ini. 

Banyak yang mengatakan target 100 GW ini terlalu tinggi, terlalu ambisius; meski potensi besar, penerapan di lapangan tentu memerlukan perencanaan yang matang. Tak hanya rencana, juga pendanaan yang jelas, penyaluran listrik yang berkelanjutan, dan dukungan untuk pihak-pihak non-pemerintah yang ikut ambil bagian dalam cita-cita besar ini.

Per Juni 2017, kapasitas total pembangkit listrik tenaga surya yang sudah terpasang adalah 13 GW. Pertumbuhan ini fenomenal, mengingat hanya 3 tahun sebelumnya, India baru memproduksi listrik dari tenaga surya sekitar 2,7 GW saja. Sebagai catatan, Kementerian ESDM saat ini memiliki target PLTS 6,4 GW di tahun 2025.

Pemerintah India memang tak setengah-setengah dalam usaha mengejar cita-cita luar biasa ini. Kekeraskepalaan Modi untuk memasang target tinggi adalah pertanda komitmen politik yang kuat. Dalam urusan negara yang melibatkan banyak lembaga, komitmen politik amatlah penting untuk memastikan ada target yang jelas, arah yang sama jelasnya, dan kepastian adanya anggaran. 

Selain itu, komitmen politik juga mendorong tumbuhnya kebijakan yang mendukung pengembangan energi terbarukan (atau dalam kasus India: tenaga surya), yang bila diturunkan berkaitan erat dengan bagaimana rencana diimplementasikan, bagaimana koordinasi dilakukan, bagaimana berbagai pihak dilibatkan, bagaimana pendanaan dipikirkan dari segala sisi, serta bagaimana terus "mendewasakan" teknologi dan mendorong inovasi.  

Cita-cita Modi ini tentu bukannya tanpa masalah. Untuk mengimbangi kegalauan tenaga surya ini, India masih bergantung pada batubara, yang sedang diusahakan dikurangi dengan penyimpanan listrik dari tenaga air atau penggunaan gas alam yang lebih bersih. Kepadatan penduduk di India juga berarti sulitnya pembebasan lahan, mirip dengan pertanyaan, "Di mana bisa mendapat tanah luas untuk dijadikan kebun PLTS di Pulau Jawa?" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun