Mohon tunggu...
Citra Apriliani
Citra Apriliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Garut

You can do it with all the abilities you have

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keberadaan Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam

13 Juni 2023   12:37 Diperbarui: 13 Juni 2023   12:42 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar Pondok Pesantren (Sumber: nucirebon.or.id/)

Pondok pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang sampai saat ini masih memberikan kontribusi penting dalam aspek sosial keagamaan. Pondok pesantren jika dilihat dari rekam jejaknya dapat dikatakan sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Pesantren muncul ketika proses islamisasi terjadi di bumi nusantara  pada abad 18 dan 19 Masehi. Kestabilan eksistensi pesantren dalam menanggapi perkembangan zaman menunjukkan sebagai suatu sistem pendidikan, sehingga pesantren ikut serta berdialog dengan zamannya.

Selain itu, keberadaan pesantren sebagai agen pendidikan agama Islam berperan andil dalam upaya memanusiakan manusia dengan konsep tertentu yang telah dirancang dalam kurikulum pendidikan pesantren. Kegiatan belajar mengajar di pesantren tidak terbatas waktu dan usia, sebab pada prinsipnya tujuan dari pengelolaan pendidikan pesantren ialah untuk memahami dan mempelajari ilmu agama Islam, sehingga biasanya sebagian besar dari lembaga ini tidak memiliki patokan tertentu terhadap kuantitas jumlah santri, cakupan batas materinya, dan jenjang  umur. 

Lembaga pendidikan tersebut tidak terlepas dari pembelajaran yang lebih mengonsentrasikan kepada pembekalan ilmu agama terhadap para santri melalui kitab kuning dan referensi lainnya. Dengan demikian, mereka yang siap dan memiliki kemauan untuk belajar di pesantren dipandang sebagai seseorang yang berkaitan erat dengan segala kegiatan spiritual.

Penetapan  visi dan misi lembaga pendidikan Islam menjadi suatu hal yang mutlak untuk berperan dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Melalui pendidikan pesantren, maka tercipta harapan suasana kehidupan pembelajaran yang kondusif sebagai usaha mencetak pribadi muslim yang bermoralitas tinggi dan berwawasan luas juga sikap baik yang diaplikasikan dalam aktivitas sehari-hari. Dengan begitu, dianggap  wajar apabila seorang santri kerap bersikap tawadhu (rendah hati), sopan, dan tertanam perilaku cinta tanah air yang ditampakkan dalam solidaritas yang kokoh ketika melaksanakan perintah sang Kyai yang bersumber dari ajaran agama Islam.

Peran pesantren dalam pendidikan Islam tertuang dalam kutipan surat yang disampaikan oleh Allah dalam kitab Al-quran. Didalamnya berkaitan dengan pesan dan upaya menyukseskan tujuan hidup seorang muslim. Seperti dalam QS. At-Tahrim ayat 6 yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras". 

Kemudian dalam QS. Al-Baqarah ayat 201 yang berkenaan dengan cita-cita untuk meraih keseimbangan hidup bahagia didunia dan diakhirat, yang artinya "Wahai tuhanku, berilah aku kehidupan didunia yang sejahtera dan berilah kehidupan di akhirat yang bahagia dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka"

Tuntutan perjalanan manusia dalam rangka mencari jati dirinya melalui pendekatan agama menjadi pijakan pada setiap gerak langkahnya. Sebagaimana dijelaskan dalam ayat di atas, bahwa seluruh umat muslim diperintahkan untuk menjaga dirinya dan keluarganya dari siksa api neraka yang sangat pedih. Hal itu menandakan bahwa untuk mencapai kebahagiaan abadi adalah dengan melakukan amal shalih dan berhati-hati terhadap segala bentuk penipuan di dunia, karena syetan akan terus-menerus menggoda seorang mukmin dan muslim dalam sisi apapun. Oleh sebab itu, pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam berperan dalam usaha membentengi diri, keluarga dan orang sekitar, serta sebagai salah satu wasilah untuk mewujudkan profil seorang santri dalam kegiatan sehari-hari yang senantiasa diisi dengan bentuk kegiatan keagamaan yang mendekatkan kepada perintah Tuhan dan menjauhi hal-hal yang berbau maksiat.

Penulis: Citra Apriliani

Dosen Pengampu: Alimudin, S.Pd. I, M.Ud.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun