Mohon tunggu...
CIPUTRA ENTREPRENEURSHIP
CIPUTRA ENTREPRENEURSHIP Mohon Tunggu... -

Menyebarkan semangat entrepreneurship di semua lapisan masyarakat, terutama para Kompasianer yang berjiwa maju dan mandiri. Kunjungi www.ciputraentrepreneurship.com atau email ke info@ciputraentrepreneurship.com untuk mendapat beragam informasi dan bantuan dalam membangun usaha Anda sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Nature

5 Juni: Saatnya Entrepreneur Mulai Lebih Peduli Lingkungan

5 Juni 2010   13:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:43 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ada yang istimewa dengan hari ini? Ya, bagi Anda yang lupa atau belum tahu hari ini adalah hari lingkungan hidup sedunia. Bagi kita semua terutama yang bermata pencaharian sebagai entrepreneur (wirausahawan/wati), hari ini adalah momentum yang tepat bagi Anda dan usaha Anda untuk menjadi 'hijau' alias go green.

Mengapa entrepreneur harus peduli lingkungan?

Jika kita masih ingat dengan pelajaran rantai makanan di bangku sekolah dasar, pastinya anda tahu bagaimana sebuah ekosistem beroperasi. Bumi ini merupakan sebuah ekosistem raksasa yang membutuhkan keseimbangan. Satu perubahan pada komponen akan menimbulkan perubahan pada komponen yang lainnya. Begitulah kehidupan bekerja. Tiap elemennya saling terkait.

Sebagai seorang manusia, entrepreneur juga termasuk sebagai bagian vital dalam ekosistem bumi ini. Kepedulian akan kelestarian bumi yang para entrepreneur wujudkan dalam tindakan nyata yang meskipun terlihat sepele pada akhirnya akan berdampak positif pula kepada seluruh makhluk hidup di planet ini.

Mungkin terdengar layaknya ceramah dalam kuliah atau seminar, tetapi memang begitulah seharusnya entrepreneur memperlakukan lingkungan. Entrepreneur yang baik dan berpikir jauh ke depan tahu bahwa keserakahan manusia untuk mengeruk keuntungan jangka pendek hanya akan merugikan mereka sendiri di masa datang. Dan karena itulah kita -entrepreneur- harus mengambil langkah nyata untuk menjadi lebih sadar lingkungan. Hari ini dapat kita gunakan sebagai momentum untuk memulai kepedulian yang lebih besar kepada lingkungan.

Bagaimana menjadi entrepreneur yang “hijau”?

Berikut ini adalah 5 cara sederhana yang berdampak besar dengan syarat dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan.

Metode pembersihan yang “hijau” : Alangkah baiknya jika anda menggunakan produk-produk pembersih ruangan atau cat dan semacamnya yang ramah lingkungan.
Peralatan yang dapat digunakan kembali: Hindari penggunaan semua barang yang hanya dapat digunakan sekali kemudian dibuang. Dengan menggunakan barang sekali pakai, kita telah memperbanyak timbunan sampah, yang pada akhirnya akan membebani lingkungan. Beralihlah dari membeli air mineral dalam botol menjadi air mineral isi ulang. Atau anda dapat menggunakan piring atau gelas untuk menampung makanan atau minuman daripada kemasan plastik atau styrofoam. Membungkus makanan dengan plastik atau styrofoam, selain meracuni tubuh juga dapat mendorong bertambahnya timbunan sampah.
Selamat datang lampu fluorescent, selamat tinggal bohlam konvensional: Lampu bohlam standar ala Benjamin Franklin sudah usang dan harus ditinggalkan karena terbukti menghabiskan energi lebih banyak. Sementara itu, lampu fluorescent lebih efisien dalam menggunakan energi listrik, yang pada gilirannya akan meminimalkan penggunaan bahan bakar fosil dan laju penumpukan emisi gas rumah kaca.
Dirikan pusat daur ulang : Buat pusat daur ulang kecil-kecilan di tempat usaha anda. Jika anda cukup cerdas menangkap peluang, mungkin anda akan berpikir bagaimana memanfaatkan sampah-sampah yang dihasilkan kantor atau usaha anda. Mulanya terdengar cukup rumit, tetapi jika anda mau, hal tersebut bisa menjadi sumber penghasilan sampingan yang tak kalah besar dari pekerjaan utama anda. Bayangkan jika anda berhasil mengelola sampah organik menjadi pupuk organik dan menjualnya ke petani-petani yang sedang kesulitan pupuk atau hal-hal lain yang sebelumnya tak terpikirkan oleh anda.
Berpikirlah di luar kotak: Keluarlah dari jalur yang standar. Bukan dengan tujuan mengacau, tetapi untuk menciptakan sesuatu yang benar-benar baru dan segar. Buatlah kebijakan-kebijakan ramah lingkungan yang tidak lazim namun menarik, seperti bersepeda ke kantor pada hari tertentu, menanam pohon di lingkungan kantor, lomba pemanfaatan limbah plastik untuk dipajang dan digunakan di kantor dan sebagainya.
Gunakan produk-produk ramah lingkungan dan hemat energi dalam kantor: Hindari penggunaan produk-produk yang menggunakan bahan berbahaya bagi lingkungan seperti PVC, timbal, dsb.
Matikan setelah digunakan!: Selama ini perkantoran dan bisnis terkenal dengan prinsip boros energinya.  ”Asal bisa bayar, kenapa tidak?” bukanlah justifikasi yang bijak jika sudah bertalian dengan penggunaan sumber daya listrik dan air. Pola pikir seperti itu perlu dirombak karena meskipun kita dapat membayar sepuluh kali lipat, sumber daya listrik dan air adalah sumber daya yang sangat vital yang sebenarnya tidak dapat dibeli. Sayangnya, banyak di antara kita baru menyadari betapa berharganya listrik dan air jika pemadaman dan kekeringan  melanda.

Tidak ada yang percuma jika anda melakukan hal ini dengan sepenuh hati karena pada akhirnya lingkungan akan memberikan yang kita berikan padanya. Bukankah “we’ll reap what we sow” (kita akan menuai apa kita tebar) adalah salah satu prinsip universal yang berlaku sepanjang masa?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun