Mohon tunggu...
Ciput Putrawidjaja
Ciput Putrawidjaja Mohon Tunggu... Praktisi Inovasi dan Inkubasi Bisnis Teknologi Kelautan -

Direktur Badan Pengelola Marine Science Techno Park Universitas Diponegoro (MSTP UNDIP)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pertempuran Jatingaleh (1811): Waterloo van Java

17 Mei 2017   00:05 Diperbarui: 17 Mei 2017   00:15 1482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan suasana pertemuan Gubernur Jenderal Janssen dengan pasukan Jawa pimpinan Pangeran Prang Wedono di Gombel Lama, Jatingaleh, Semarang, Jawa Tengah.

PERTEMPURAN DI JATINGALEH, SEMARANG

Foto udara milik Leiden University Library menggambarkan kamp KNIL Djatingaleh KNIL (sekarang digunakan sebagai markas Batalyon ARHANUDSE Kodam IV Diponegoro) pada tahun 1930-1932. Disandingkan dengan sketsa peta pertempuran yg dimuat di dalam buku William Thorns berjudul Memoir of Conquest of Java, tanda X di atas menunjukkan posisi pasukan Perancis di Bukit Gombel sedangkan tanda X di bawah adalah posisi Lembah Jatingaleh (dalam sketsa ditulis Jatty Nallee). Saat ini lembah tersebut telah dibangun menjadi ruas jalan Tol Jatingaleh-Tembalang/Banyumanik .
Foto udara milik Leiden University Library menggambarkan kamp KNIL Djatingaleh KNIL (sekarang digunakan sebagai markas Batalyon ARHANUDSE Kodam IV Diponegoro) pada tahun 1930-1932. Disandingkan dengan sketsa peta pertempuran yg dimuat di dalam buku William Thorns berjudul Memoir of Conquest of Java, tanda X di atas menunjukkan posisi pasukan Perancis di Bukit Gombel sedangkan tanda X di bawah adalah posisi Lembah Jatingaleh (dalam sketsa ditulis Jatty Nallee). Saat ini lembah tersebut telah dibangun menjadi ruas jalan Tol Jatingaleh-Tembalang/Banyumanik .
Pasukan pertahanan Perancis dipimpin Colonel de Franquemont berkekuatan 8000 orang, didukung oleh 22 meriam dan pasukan bantuan dari Surakarta, Yogyakarta dan Madura. Sementara pasukan Inggris berkekuatan hanya 1100 prajurit, 7 meriam dan tanpa kavaleri berkuda. Auchmuty sempat bimbang apakah menyerang sekarang atau menunggu bala bantuan dari Batavia dengan resiko Janssen dan pasukannya berkesempatan mundur ke Surakarta, yang lebih jauh dari jangkauannya dan makin sulit ditaklukkan.

Akhirnya pada hari Minggu 15 September 1811, ia memanggil komandan lapangannya, Colonel Gibbs: "So long, Gibbs, we move tonight. We must reach French outposts by dawn and then strike!" Pukul 2 dini hari Senin 16 September 1811, pasukan Inggris berkekuatan kecil meninggalkan bivaknya dan bergerak menuju ke selatan, dipimpin oleh barisan resimen infantri ke-14.

Setelah berjalan dalam keheningan dan tanpa penerangan sepanjang 10 km, akhirnya pasukan Inggris tiba di depan garis pertahanan Perancis di kaki bukit Gombel pada pukul 5 pagi. Posisi mereka sangat kuat, berada di jalan yang menanjak di lereng bukit, diapit oleh lereng dan jurang yang terjal. Posisi antara kedua pasukan terpisah oleh lembah selebar kira-kira 1 km. Gibbs berpikir seperti pertempuran David vs Goliath, sejenak ia sempat terpikir untuk mundur ke kota Semarang untuk menunggu bala bantuan dari Batavia.

Akhirnya ia memilih strategi yang boleh dibilang mustahil: mengejutkan musuh dengan tembakan artileri/meriam, menciptakan suasana segalau mungkin dan memanfaatkan kekacauan ini untuk bergerak maju sejauh mungkin dengan segala kekuatan yang ada hingga ke Ungaran!

Saat matahari terbit, meriam-meriam Inggris segera menembak setinggi mungkin untuk mencapai puncak pertahanan Perancis dan barisan infantri segera berlari memasuki lembah dan mendaki bukit sampai ke puncak. Pasukan Perancis dan sekutunya sangat terkejut dengan serangan tiba-tiba tersebut dan kocar-kacir menyelamatkan diri dari ledakan peluru meriam.

Dengan hanya 2 orang prajurit Inggris yang gugur dan beberapa yang luka-luka, Gibbs memimpin pasukannya menyeberangi lembah dan mulai menyerang pasukan Perancis di tengah dan sayap kiri, kemudian merangsek ke arah pasukan legiun Prang Wedono yang juga sedang bergerak mundur. Beberapa perwira Perancis (dan Belanda) gugur. Janssen terpaksa mundur dengan menaiki kudanya ke Fort Willem II di Ungaran, dikawal 20 perwira dan 2 baterai meriam Legiun Prang Wedono, yang sekarang dipimpin oleh Lieutenant Beauchat.

Janssen dengan wajah yang penuh abu mesiu dan peluh, memerintahkan pasukannya untuk bertahan di dalam benteng dengan cara: (1) menghancurkan jembatan yang menuju benteng, dan (2) bertahan selama mungkin untuk mengumpulkan pasukan yang kocar-kacir dan mundur teratur ke arah barisan pertahanan kedua di Tuntang dan selanjutnya ke Salatiga. Namun perintahnya terlambat, gerakan pasukan Inggris sangat cepat dan sudah sampai di jembatan di depan benteng. Pasukan Perancis menembaki dengan membabi buta sebelum akhirnya mundur dan membumihanguskan benteng dan desa di sekitarnya. Prajurit-prajurit Jawa dan Madura sudah berlarian ke sawah, ladang dan hutan di sekitarnya, meninggalkan Janssen dan segelintir perwiranya yang masih berusaha lari ke arah Tuntang.

PENYERAHAN PERANCIS DI TUNTANG

Jam 15.00, Janssen tiba di Tuntang, ia dan pasukannya beristirahat. Pasukan Inggris pun beristirahat dalam jarak yang tidak terlalu jauh, kurang lebih 2 km saja. Sir Auchmuty telah bergabung dengan Gibbs dan pasukannya, meneropong dari perbukitan Banaran ke arah lembah di tepi Danau Rawa Pening dimana pasukan Perancis sedang kelelahan.

Dua puluhan prajurit Bugisan Yogyakarta bersenjata tombak membentuk barisan pertahanan dengan 2 meriam menghadap ke jembatan, sementara di belakang Janssen mengumpulkan sisa-sisa pasukannya dan Beauchat melaporkan pasukannya hanya tersisa 38 perwira, termasuk Brigadier Generaal von Winkelman, mereka yang selamat dari pertempuran Meester Cornelis dan garnisun Semarang. Pangeran Prang Wedono beserta kedua putranya masih setia bersama Janssen. Selebihnya tinggal 15 prajurit berkuda dari semarang dan 20 prajurit artileri. Pasukan beristirahat dengan was-was malam itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun