Mohon tunggu...
Ciput Putrawidjaja
Ciput Putrawidjaja Mohon Tunggu... Praktisi Inovasi dan Inkubasi Bisnis Teknologi Kelautan -

Direktur Badan Pengelola Marine Science Techno Park Universitas Diponegoro (MSTP UNDIP)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

6 Peristiwa di 7 Desember yang Mengubah Sejarah

8 Desember 2015   15:34 Diperbarui: 9 Desember 2015   01:38 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada 1 Oktober 1949, Mao memproklamirkan Republik Rakyat China dengan ibukotanya di Peking (sekarang Beijing), Chiang Kai-sek dan 2 juta pengikutnya mundur ke Nanking dan bertahan hingga awal Desember 1949, saat Chiang akhirnya memutuskan mengungsi ke P. Formosa (sekarang disebut Taiwan), dan akhirnya pada 7 Desember 1949 Chiang memproklamirkan Taipei, ibukota pulau tersebut sebagai ibukota sementara Republik China dan melanjutkan pemerintahannya dari kota itu sampai sekarang dan disebut dalam nomenklatura internasional sebagai China Taipei.

[referensi: Wikipedia & China At War: An Encyclopedia, 2012]

5) 1975: INVASI INDONESIA KE TIMOR PORTUGIS (TIMOR LESTE)

[caption caption="Pendaratan Pasukan Marinir TNI-AL di Dilli, 7 Desember 1975"]
[/caption]Serangan militer Indonesia ke koloni Portugis di Timor bagian timur dimulai pada 7 Desember 1975, hanya hitungan jam saja setelah Presiden AS Gerald Ford dan menteri luarnegerinya Henry Kissinger memberikan ijin tersurat atas aksi militer tersebut. Mereka menjamin kepada Presiden Soeharto akan memberikan dukungan senjata, pelatihan militer dan dukungan politik untuk Indonesia. Selain AS, Australia juga memberikan dukungan politik serta logistik, terutama dalam pengiriman senjata.

Pada 7 Desember 1975, kapal-kapal TNI-AL membuka serangan dengan melakukan pemboman terhadap kota Dilli. Selanjutnya pasukan Marinir TNI-AL mendarat di pantai Dilli sekaligus menurunkan pasukan. Pada saat bersamaan, 641 pasukan para terjun payung Indonesia mendarat di lapangan terbang Comoro, Dili, dan terlibat dalam kontak senjata selama enam jam dengan pasukan Falintil (Forcas Armadas Liberacion Navional Timor Leste), sayap militer Fretilin (Frente Revolucinario Timor Leste Independiente).

Menurut penulis Joseph Nevins, kapal perang Indonesia mengarahkan pasukan tentara untuk maju dan pesawat transportasi Indonesia sendiri menurunkan beberapa pasukan tentara mereka di atas pasukan Falintil yang akhirnya mundur dan menderita akibat serangan tersebut. Pada tengah hari, pasukan Indonesia telah merebut kota Dilli dengan korban 35 tentara Indonesia yang tewas, sementara pihak FALINTIL 122 orang tewas.

[Referensi: wikipedia dan banyak sumber, spt: East Timor Revisited. Ford, Kissinger and the Indonesian Invasion, 1975–76. The National Security Archive; & East Timor truth commission finds U.S. "political and military support were fundamental to the Indonesian invasion and occupation" The National Security Archive, 24 January 2006]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun