Mengapa demikian? Sebab keluarga adalah wadah sosial pertama dan utama bagi seseorang. Sedangkan masyarakat merupakan wadah sosial seseorang melakukan aktivitas sosial.
Selanjutnya apa bentuk resonansinya attitude dan behavior haji mabrur bagi keluarga dan masyarakat? Seperti diuraikan di atas, bahwa haji mabrur adalah sesuatu yang baik dan dicita-citakan oleh banyak orang. Nilai-nilai tersebut setidaknya Nampak pada ekspresi lisan, sikap, perilaku dan hati seseorang yang sudah menunaikan ibadah haji terhadap keluarga dan masyarakatnya.
a) Resonansi pada Keluarga
Ketika ada anggota keluarga berhasil memperoleh haji mabrur saat menunaikan ibadah haji, maka dapat dipastikan keluarga tersebut menjadi keluarga yang harmonis, penuh kehangatan, produktif, tenang, tentram dan Bahagia. Mengapa demikian? Sebab sudah ada perubahan signifikan pada lisan, sikap, perilaku dan hati anggota keluarga yang menunaikan ibadah haji. Sebab pada umumnya yang menunaikan ibadah haji adalah orang tua (bapak dan ibu atau bapak).
Ekspresi lisan yang memberikan kemaslahatan bagi keluarga akan mengalirkan suasana keluarga yang penuh kedamaian dan kebahagiaan. Pada akhirnya mampu mewujudkan dan mempertahankan harmoni keluarga sepanjang waktu.
Demikian berubahnya sikap yang terpuji dan perilaku yang memberikan manfaat kepada sesama akan mengalirkan legacy bagi keluarga di masyarakat.Â
Lingkungan sosial merasa aman dari ancaman lisannya, dan memperoleh aliran sikap yang terpuji dan perilaku yang senantiasa memberikan manfaat kepada sesama. Sehingga keluarga dapat memperoleh pengakuan dari lingkungan. Kalau diistilahkan, keluarga tersebut bisa menjadi contoh bagi lingkungan sosialnya.
b) Resonansi pada Masyarakat
Selain pada keluarga, resonansi kemabruran haji juga akan mengalir kepada masyarakat. Sebab masyarakat merupakan wadah sosial seseorang melakukan aktivitas sosial. Apa saja aliran yang akan diperoleh masyarakat dari seseorang yang memperoleh predikat haji mabrur?
1) Terbebas dari Ancaman Lisan
Tidak sedikit ditemukan di masyarakat, ada tetangga yang tidak saling bertegur sapa. Biasanya disebabkan oleh faktor tersinggung dengan omongan atau perkataan tetangga yang dianggap menghina, merendahkan martabatnya dll.Â