Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mewujudkan Bahagia Masa Purna dengan 4 Sehat 5 Sempurna

8 September 2022   13:21 Diperbarui: 8 September 2022   15:10 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masa purna adalah masa indah membangun kebersamaan keluarga (khususnya pasangan). (https://www.alodokter.com)

Sehat finansial bagi seseorang yang purna bersifat pertahanan. Pada umumnya hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan mendasar. Kendati ada beberapa orang mengisi masa purna dengan menjalankan aktivitas wirausaha, namun pada umumnya banyak orang memilih masa purna diisi dengan kegiatan yang sesuai kebutuhan jiwanya.

3) Sehat Sosial

Masa purna juga harus berada dalam kondisi sehat sosial. Sebab secara sosial seseorang yang purna sudah terputus jejaring sosial kedinasannya. Agar masa purna tetap sehat sosial, perlu terus menjalin silaturahmi dalam berbagai forum yang memungkinkan diikuti agar tetap bisa mempertahankan sehat sosialnya. Membangun komunitas bagi sesama purna tugas bagus dilakukan guna menjaga imun sosialnya. Menjalin pertemanan melalui berbagai media bagus juga dilakukan agar tidak merasa terasingkan dari lingkungan sosialnya.

Langkah membangun interaksi sosial bersama keluarga pada masa purna merupakan kesempatan yang paling berharga. Sebab interaksi dengan keluarga pada saat masih dinas, banyak waktu yang tersita. Maka pada saat purna merupakan waktu yang sangat tepat dalam membangun interaksi bersama anggota keluarga.

Masa purna adalah masa indah membangun kebersamaan keluarga (khususnya pasangan). (https://www.alodokter.com)
Masa purna adalah masa indah membangun kebersamaan keluarga (khususnya pasangan). (https://www.alodokter.com)

Komunitas PBM (Pensiunan Bank Mandiri), upaya mewujudkan sehat sosial satu profesi. (https://zh-cn.facebook.com)
Komunitas PBM (Pensiunan Bank Mandiri), upaya mewujudkan sehat sosial satu profesi. (https://zh-cn.facebook.com)

4) Sehat Pikiran

Sehat pikiran juga diperlukan bagi seseorang yang sudah purna. Sebab kondisi demikian dapat mendorong langkah produktivitas pikiran. Oleh sebab itu agar seseorang yang purna bisa sehat pikiran, sebelum purna perlu melakukan langkah yang relevan dan perlu didukung dengan kebiasaan yang mendukung.

Salah satu kegiatan yang paling mendukung adalah membaca dan menulis. Sebab melalui membaca dan menulis akan menjadi nutrisi pikiran yang menyehatkan. Ada beberapa manfaat membaca dan menulis bagi seseorang yang purna tugas:

  • Mengasah daya ingat (memori). Terasahnya memori setidaknya dapat mengantisipasi kepikunan.
  • Menambah wawasan dan pengetahuan. Bertambahnya wawasan dan pengetahuan bisa mendorong sikap terbuka. Sikap terbuka pada gilirannya dapat mendorong meningkatnya sikap arif. Sikap ini pada gilirannya dapat meminimalisir prasangka negatif.
  • Memproduktifkan pikiran. Produktivitas pikiran dapat berbentuk lahirnya karya-karya literasi yang dapat dibaca orang lain. Kondisi demikian dapat mendorong seseorang mendapat pengakuan dari orang lain. Pengakuan orang lain terhadap karya literasinya pada gilirannya dapat menambah percaya diri (self estem). Sikap inilah yang menjadi kunci bahagia bagi seseorang yang menikmati masa pensiun.

Oleh sebab itu dalam rangka memperkaya aktivitas yang mendorong sehat pikiran, perlu disiapkan berbagai kegiatan sebelum masa purna dijalani. Tanpa proses tersebut agaknya sulit untuk bisa mewujudkan pikiran sehat pada masa purna. Dengan kata lain sehat pikiran merupakan kunci bahagia yang perlu dipersiapkan seseorang sebelum purna. Sebab pikiran yang sehat akan memosisikan diri tetap berkarya di masa purna.

Keempat menu di atas adalah menyehatkan bagi seseorang yang sudah purna tugas. Keempat menu tersebut juga bisa menjadi langkah mengurangi jarak yang tajam antara masa dinasnya dengan masa setelah dinas (purna).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun