Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Gali Hikmah "Watuk dan Watak" Cara Menyikapi Senior Salah Kaprah

31 Juli 2021   10:35 Diperbarui: 31 Juli 2021   20:30 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ketika senior di kantor marah karena salah kaprah. Sumber: Kompas.com

Gengsi dan penghargaan harga diri yang berlebihan kadang mendorong manusia lupa bahwa orang lain bisa saja lebih dari dirinya. Sikap inilah yang mendorong manusia tidak rela, tidak terima bahkan sakit hati apabila orang lain melebihi dirinya.

Puncak semua sikap tersebut adalah ketakutan yang terpendam (vested interested) apabila pamor dan pengaruhnya akan tersingkirkan oleh kehadirian yunior yang mempunyai kualitas diri lebih baik. Maka segenap penyikapan yang "salah kaprah" yang ditampilkan sebagai upaya mempertahankan eksistensi gengsi dan pengaruhnya.

Dalam bincang informal ada filosofis watuk (batuk) dikasih obat bisa sembuh. Tapi kalau watak, obatnya kalau nanti sudah hilang saraf sadarnya. Itulah pesan moral yang saya terima dari suasana obrolan informal di kantor.

Cerita senior yang bikin sebel, jengkel bahkan marah memang terjadi di mana-mana. Fenomena senior harus lebih dihargai, dipandang lebih hebat bahkan tidak boleh dilewati satu jengkalpun pengetahuannya memang menjadi pemandangan juga. Intinya di mana-mana ada senior yang salah kaprah dalam memandang dirinya dan yuniornya.

Saya termasuk korban penyikapan demikian. Tidak terasa bahwa saya menerima sikap senior yang "salah kaprah" berlangsung belasan tahun. Semua bermula dari perbedaan sudut pandang tentang tugas kedinasan.  

Bekerja di kantor (sekolah) sebagai ASN tentu ada standart kerja yang harus dipatuhi. Ketika pimpinan memerintahkan secara formal (mengeluarkan SK), maka wajib secara kedinasan untuk menjalankan tugas tersebut. Demikian juga ketika perintah itu berhimpitan dengan tupoksi (tugas pokok fungsi) orang lain.

Bukan saya tidak menyadari bahwa itu lebih tepat pada teman senior. Namun karena perintah, maka betapapun harus saya jalankan. Satu demi kondite tugas dinas saya, dua ada misi memulai membangun tata kelola baru yang lebih fungsional. Tentu ini merupakan evaluasi dari kegiatan yang sudah berjalan.

Sumber: intipesan.com
Sumber: intipesan.com

Ada sikap salah kaprah senior yang pernah saya alami:

1. Merasa diusik tugas pokok dan fungsinya

Semua guru selain menjalankan tugas pokoknya juga mendapat tugas tambahan. Baik ekstrakurikuler, kepanitiaan tertentu ataupun membantu pimpinan dalam hal-hal yang bersifat manajerial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun