Tidak semua manusia abad modern terjebak gaya hidup hedonis maupun konsumeristik. Suatu gaya hidup yang senantiasa berorintasi pada materi. Ternyata ditemukan juga fenomena kegiatan "ekonomi" yang berorientasi sosial (akhirat), salah satunya adalah kelahiran Warung Makan Berkah.
Dilihat dari tempat maupun cara penyajian warung ini relatif representatif. Namun dilihat dari tujuan kegiatannya, warung ini mempunyai cara yang berbeda dibanding warung-warung makan pada umumnya.
Berapa harga yang dipatok di warung makan ini? Semua jenis makan yang dimakan oleh para pelanggannya "tidak dipungut biaya sedikitpun" (gratis). Iya sekali lagi tidak dipungut sepersenpun. Bahkan, ketika saya menanyakan mengapa tidak diganti dengan "kotak infaq"? Dengan santai sang pemilik warung menyampaikan, bahwa dari awal warung makan ini dirancang untuk lahan pahala di masa tua. Agar di masa tua mempunyai lahan usaha yang berorientasi pada akhirat.
Warung makan tersebut sudah berjalan hampir satu tahun. Rata-rata pelanggan yang mampir tiap hari minimal 20 orang. Pernah juga mencapai 90 orang sehari. Begitu informasi santai yang disampaikan di sela-sela ngobrol di tempat usaha akhiratnya.
Ternyata kebaikan itu harus ada yang berani memulainya, sebelum akhirnya masyarakat juga akan memberikan sumbangsihnya dalam berbagai bentuknya sebagai bukti apresiasinya. Ingin mengetahui penggagas dan pemilik warung makan ini? Beliau adalah salah satu dosen Perguruan Tinggi Muhammadiyah ternama di Yogjakarta. Bagi pembaca yang tertarik, bisa mampir di warung tersebut yang berlokasi di Pengasih, Wates, Kulonprogo, Yogyakarta. Â
Ada beberapa nilai-nilai utama dalam kehidupan yang dapat dipetik dari fenomena tersebut:
- Ada sejuta jalan menuju surga. Semua berpulang pada niat dan kesadaran kita.
- Berbagi itu fitrah kita sebagai manusia. Sebab itu menjadi kebutuhan jiwa setiap manusia.
- Takwa itu nyata, bukan sekedar kata-kata. Semua itu bisa dilakukan oleh siapa saja.
- Aktivitas takwa tidak bisa muncul serta merta. Namun memerlukan proses panjang dan suka duka. Hal terpenting dari semua proses itu, kita tidak boleh putus asa.
Semoga bermanfaat!