Asimilasi adalah proses di mana individu mengintegrasikan pengalaman baru ke dalam skema atau pola berpikir yang sudah ada sebelumnya. Skema adalah kerangka mental yang digunakan seseorang untuk memahami dan merespons dunia. Dengan kata lain, asimilasi memungkinkan seseorang untuk menafsirkan pengalaman baru menggunakan cara pandang yang telah dimilikinya.
Piaget menekankan bahwa asimilasi adalah bagian penting dari adaptasi kognitif, karena tanpa asimilasi, pengalaman baru tidak akan dapat dipahami atau dihubungkan dengan pengetahuan sebelumnya.
Karakteristik Asimilasi
-
Menggunakan pengetahuan yang sudah ada -- Anak tidak perlu membuat skema baru, hanya memperluas penggunaannya.
Mempertahankan kestabilan -- Asimilasi membuat anak tetap merasa "nyaman" karena ia tidak perlu mengubah cara berpikirnya secara drastis.
Terjadi terus-menerus -- Setiap hari anak melakukan asimilasi ketika ia menemukan hal baru dan mencoba mengaitkannya dengan yang sudah ia ketahui.
Contoh Asimilasi
Seorang bayi yang sudah tahu cara mengisap botol akan mengisap jempol atau mainan dengan cara yang sama.
Anak yang sudah mengenal "anjing" mungkin akan menyebut kucing sebagai "anjing" karena keduanya memiliki empat kaki.
Siswa yang sudah paham konsep penjumlahan akan menggunakannya untuk memecahkan soal cerita tanpa perlu belajar konsep baru.
Proses ini membantu anak mempertahankan equilibrium (keseimbangan) hingga ia menemukan informasi yang benar-benar berbeda, yang memicu akomodasi, yaitu perubahan atau pembentukan skema baru.