"Model stokastik adalah model yang berkaitan dengan peluang. Kita memandang segala sesuatu di alam itu bersifat acak, contohnya virus Corona begitu datang ke dunia juga acak, tidak pernah tahu siapa yang akan ditulari," ujar Prof. Budi.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa penelitian ini masih menjadi studi awal dan perlu dilakukan pemodelan terus menerus. Namun data ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kewaspadaan kita semua.
3. Meningkatkan pelacakan epidemic dengan menghitung mutase virus
Saat ini tengah dikembangkan model matematika untuk memetakan kesehatan masyarakat. Adalah para peneliti dari Universitas Princeton dan Carnegie Mellon, Amerika Serikat. Mereka mengembangkan model yang dapat meningkatkan pelacakan epidemic dengan menghitung mutase virus covid-19. Yang mana nantinya mereka ingin hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk pengambilan keputusan seperti melakukan karantina wilayah ataupun isolasi maryarakat terjangkit.
4. Pemodelan Prediksi Puncak Covid-19 di Indonesia
Penelitian ini telah lama dilakukan yakni sejak bulan maret lalu. Para peneliti yang terdiri dari Dr. Nuning Nuraini S.Si., M.Si. (dosen Program Studi Matematika ITB) beserta Kamal Khairudin S. dan Dr. Mochamad Apri S.Si, M.Si. membuat penelitian dengan judul "Data dan Simulasi COVID-19 dipandang dari Pendekatan Model Matematika". Menurut hasil kajian dapat disimpulkan bahwa Indonesia akan mengalami puncak jumlah kasus harian COVID-19 pada akhir Maret 2020 dan berakhir pada pertengahan April 2020 dengan kasus harian baru terbesar berada di angka sekitar 600.
Mengutip dari laman https://www.itb.ac.id/, hasil dari kajian tersebut bagi Nuning ditujukkan untuk memberikan informasi yang benar dan jelas untuk pemberitaan yang simpang siur terkait gambaran dan penanganan yang seharunya dari fenomena pandemik COVID-19 secara eksak di Indonesia. "Saya makanya cukup terkejut ketika tulisan saya ini viral dan ramai dibahas oleh netizen Indonesia. Gara-gara keresahan saya ini, publik jadi semakin tahu bahwa matematika juga bisa membantu dan mengambil peran dalam menghadapi kasus pandemi" ujar Nuning.
Semoga kedepannya para peneliti dapat terus mengembangkan temuannya dan menemukan titik terang yang dapat menjadi solusi untuk mengakhiri pandemi ini terutama para ilmuan matematika.