Mohon tunggu...
CikRin
CikRin Mohon Tunggu... -

segala sesuatu akan indah pada waktunya, bila kita menabur pada waktunya...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bank & Pengendalian

8 April 2011   16:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:00 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atas dasar apa nasabah menanamkan dananya di bank? Kepercayaan. Lantas bagaimana dengan berita yang akhir-akhir ini kita dengar mengenai kasus pembobolan dana nasabah di Citibank? Hal tersebut jelas akan meresahkan masyarakat yang ingin menyimpan dananya di bank. Yang mengejutkan lagi pembobolan tersebut bukan dilakukan oleh pihak luar tapi dilakukan oleh pihak internal bank. Padahal kepercayaan merupakan dasar utama perbankan dalam menarik nasabah. Akankah nasabah merasa aman ketika menyimpan dananya di bank? Atau akankah kita kembali menyimpan uang di bawah bantal? Padahal bank sedang menggalakkan program agar masyarakat menyimpan uangnya di bank. Pembobolan ini melirik nasabah kelas kakap alias kelas utama atau private banking, nasabah prioritas.

Faktor lemahnya pengendalian internal dan manusia menjadi pemicu terjadinya kasus seperti Citibank. Nasabah memberikan kepercayaan lebih kepada pejabat bank. Mereka yakin bahwa pejabat bank akan bekerja sesuai dengan standar operasional yang berlaku sehingga menghilangkan pikiran akan tidak terjadinya tindakan fraud. Mereka beranggapan bahwa staf bank akan patuh pada prosedur yang berlaku. Seringkali hubungan antara nasabah dengan pihak bank bukan didasari hubungan bisnis melainkan hubungan personal sehingga kepercayaan untuk menangani transaksi nasabah pun diberikan kepada pihak bank. Kalau pihak bank memiliki itikad baik, mungkin tidak akan menjadi masalah tapi bagaimana bila sebaliknya?

Bank sebaiknya meningkatkan kualitas pengawasan dengan mekanisme sistem peringatan dini, seperti yang saya kutip dari Harian Kompas (02/04/0211):

(a) Peningkatan efektivitas pemeriksaan secara independen atas transaksi yang signifikan dan berisiko tinggi, (b) penyediaan mekanisme eskalasi dan tindak lanjut yang efektif atas terdeteksinya suatu transaksi yang berisiko fraud, (c) pengawasan yang berkelanjutan terjadap transaksi yang berpotensi fraud.

Adanya godaan gaya hidup dapat mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang kurang baik atau mungkin menganggap hal tersebut adalah suatu hal yanglumrah ketika melakukan kecurangan. Seperti kasus Citibank dimana pelaku pembobolan memiliki 2 Ferari dan 1 Mercedes. Sebaik-baiknya sistem tetap saja bisa dibobol oleh oknum yang memiliki itikad yang kurang baik. Jangan menandatangani cek kosong atau blangko kosong. Jangan pernah berikan kepercayaan 100% dan selalu berhati-hati.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun