Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi Chan
Ahmad Fauzi Chan Mohon Tunggu... -

Rakyat Biasa yang selalu pusing melihat ketidak adilan oleh Penguasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Banten Punya Pemimpin Gagal

1 Desember 2010   13:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:07 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Diskusi Poros Perubahan Banten (PPB)

AHMAD FAUZI CHAN - CILEGON

Bertempat di Hotel dan Restoran Sari Kuring Indah (SKI) Kota Cilegon, sejumlah tokoh pemuda dan aktivis mahasiswa di Cilegon berkumpul dengan antusias untuk berdiskusi terkait dengan persoalan kepemimpinan di Provinsi Banten yang dianggap telah gagal membawa Banten dari cita-cita dan visi awal pembentukannya. Diskusi sendiri dimotori oleh Poros Perubahan Banten (PPB) yang menghadirkan pembicara anggota DPRD Cilegon Sihabudin Siddik, Direksi PT Krakatau Steel Raden Gunawan, dengan moderator Juru Bicara PPB Manar Mas, Rabu (1/12).

Raden Gunawan yang mendapatkan kesempatan pertama menyampaikan gagasannya menyatakan, untuk bisa menghadirkan perubahan pada wajah Banten untuk menjadi lebih baik, maka rakyat tidak boleh salah dalam memilih pemimpin kedepan. "Bicara perubahan Banten, maka tidak lain adalah harus ada perubahan kepemimpinan," kata Raden Gunawan yang merupakan salah seorang deklarator berdirinya Provinsi Banten.

Menurut Gunawan, kepemimpinan di bawah Gubernur Banten Rt Atut Chosiyah saat ini telah banyak menyimpang jauh dari cita-cita dan harapan awal para pendiri Banten sebelumnya. Karena di bawah kepemimpinan yang saat ini berkuasa, Banten yang memiliki potensi besar berada dalam dominasi sebuah kelompok, yang pada kenyataannya kesejahteraan hanya dinikmati oleh segelintir orang saja. "Jika mengingat tentang impian para tokoh pendiri Banten dulu, maka seharusnya kita harus merasa sedih. Karena Banten yang diimpikan setelah menjadi Provinsi akan mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya, setelah 10 tahun berdiri belum juga bisa mewujudkan impian-impian itu," tandas Gunawan, seraya bercerita tentang pengorbanan para pendiri Banten yang rela berkorban mengeluarkan kocek sendiri untuk cita-cita pendirian Provinsi Banten.
Kritikan senada juga dikatakan anggota DPRD Kota Cilegon Sihabudin Siddik. Menurutnya kemajuan Banten saat ini bukan karena hasil pembangunan yang dilakukan pemerintah provinsi, namun lebih kepada keberhasilan para pemimpin di tingkat kabupaten/kota yang telah mampu memaksimalkan potensi daerahnya untuk mendukung pembangunan. "Kita tahu bagaimana walikota dan bupati dipacu untuk melakukan pertumbuhan daerahnya. Sedangkan Pemprov Banten sampai dengan saat ini tidak pernah bisa melakukan koordinasi yang baik dengan para pemimpin di tingkat kabupaten/kota, bahkan nampak mereka asik main sendiri," tegas Sihabudin.
Sihab juga menuding karena ketidak berhasilan Gubernur Banten meyakinkan pemerintah pusat, yang telah menyebabkan mega proyek Pelabuhan Bojonegara hengkang dan pindah ke Karawang, Jawa Barat. "Sekarang bicara asik dengan Jembatan Selat Sunda (JSS-red), tapi ini masih sebatas mimpi, kita tunggu saja nanti," katanya.
Sihab menambahkan, pemimpin Banten ke depan tidak harus cerdas namun yang terpenting ia memiliki visi yang melampaui batas dan kepedulian untuk menghadirkan kesejahteraan bagi rakyatnya. Sihab juga mengajak para tokoh dan aktivis untuk melakukan kontrol terhadap kepemimpinan Banten saat ini. "Pemimpin sekarang menempatkan dirinya sebagai penguasa, dan berusaha menancapkan kekuasaannya dimana-mana. Karenanya kita harus berani melakuan kontrol agar hegemoni penguasa tidak semakin melampaui batas," ajak Sihab.
Sementara itu, Gandung Ismanto, Kordinator Jaringan Pemilih Banten (JPB) wilayah Serang-Cilegon mengatakan, Gubernur Banten Rt Atut Chosyiah, adalah gubernur yang bukan-bukan. Teknokrat bukan, jawara bukan, ulamapun bukan. “Jadi sangat wajar jika Provinsi Banten, dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia, jauh tertinggal. Padahal potensi disini sangat besar,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut Gandung, jika masyarakat Banten ingin mendapatkan harga dirinya kembali, maka kedepan, masyarakat Banten harus memilih pemimpin yang jelas, supaya bisa membawa Banten lebih maju. Sebab saat ini, Banten di bawah kepemimpinan Atut, jauh tertinggal.
Meski demikian, Gandung memberikan solusi, ke depan,masyarakat harus cerdas dalam memilih pemimpinnya. Sebab siapapun yang terpilih nanti, yang mempunyai peran terbesar adalah rakyat Banten. “Masyarakat Banten harus cerdas pada Pemilukada Banten 2011 nanti. Jangan karena diiming-imingi dengan dua puluh ribu sampai lima puluh ribu, suara mereka bisa terbeli," tegasnya.
Juru Bicara PPB Manar Mas menutup sesi diskusi yang digelar secara roadshow tersebut dengan menegaskan bahwa Gubernur Banten saat ini telah gagal membawa harga diri Banten di pentas nasional. Selain itu Pemprov Banten juga dianggap tidak mampu melakukan fungsinya sebagai koordinator dari pemimpin di tingkat kabupaten/kota. Bahkan lebih ekstrim Manar mengibaratkan Pemprov Banten tidak ubahnya sebagai kabupaten/kota ke-9 di Provinsi Banten. (***)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun