Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dari Kopi, Aku Belajar tentang Cinta

30 April 2019   00:02 Diperbarui: 30 April 2019   00:33 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by travel.tribunnews.com

Satu waktu dalam tapak kaki yang tertancap kuat, diujung mata, segerombolan hujan yang bergumul dengan temaram lampu memberi tanda untuk aku memahami mereka. Aku bukanlah mereka dan mereka bukanlah aku, namun dengan segenap hati aku dan mereka mampu mengerti semua hal yang akan kami sampaikan.

Aku tak memiliki mereka, begitu juga dengan mereka. Tapi dari mereka aku belajar banyak hal, bahwa dengan ikhlas dan tulus kehidupan yang terus berjalan akan senantiasa memberikan warna yang luar biasa dan menyentuh hati agar otak menggerakkan semua isi tubuhmu untuk bersyukur dengan yang kamu miliki saat ini.

Dagelan demi dagelan tanpa disadari dilahap habis oleh semua desiran darah dan denyut nadi yang makin tak karuan bunyi nya. Aku menulis panjang puisi cinta, dengan mata penuh nanar aku pastikan semua rasaku dapat aku tumpahkan dengan baik, buat kamu, dia dan siapapun yang aku mau. Setiap babak drama aku jadikan lakon yang tak terlupakan, aku mampu menorehkan pahatan mimpi yang tidak hanya berlaku untuk sekarang namun untuk masa depanmu yang berkenan berkorban menjadikanku ratu semalam tapi bukan ratu sejagat.

Keheranan yang ternyata baru terjawab adalah aku berego penuh untuk membuat aku menjadi ratu panggung,  aku berambisi dahsyat untuk menjadikanku ratu tak terkalahkan dan aku berjingkrak tak berhenti agar semua mata dan genggaman tak lepas dari keelokan tubuh dan tatap mata penuh isi.

Duniaku penuh hina dina tapi tak diisi hingar bingar. Duniaku menjadi hingar binar saat hina dina dibiarkan menelusup setiap hembusan nafas yang terhisap sempurna.

Kamu adalah seseorangku, tapi rupanya terlalu banyak tangis yang bantu pecahkan, kamu adalah penyelamatku, namun terlalu banyak caci yang kau lupa kunci, kamu adalah si pencari pahala yang masih menyembah berhalamu. 

Kau pengagung dunia yang penuh cinta bergelayut didahan hidupmu. Kau adalah pencinta dunia yang penuh dengan sandiwara tak tercela.

Sungguh, aku berani hempaskan semua. Aku yang hanya mengenal manisnya gula, tersadar oleh pahitnya segelas robusta yang dapat terseduh tanpa campur tangan kejahilan tangan, dapat menjadi warna yang cantik tanpa harus menjentik kaki dan dapat menghasilkan seni lukis yang yang sangat manis saat dibuat dengan penuh cinta.

Cinta, yang sering didengung namun aku lupa merasa.

Cinta yang sering dirasa namun aku lupa mengecap.

Darimu wahai segelas kopi istimewa...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun