Mohon tunggu...
cielsianareginasafitry
cielsianareginasafitry Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Pancasakti Tegal

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai Politik sebagai Pilar Demokrasi Realita atau Sekadar Slogan

15 Juni 2025   18:43 Diperbarui: 15 Juni 2025   18:33 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 Demokrasi kata yang digaungkan yang di agungkan dinegara tercinta ini, setiap hari setiap waktu berkata demokrasi. Apa arti demokrasi sebenarnya ini, apakah benar partai politik ini sebagai pilar demokrasi, atau justru peruntuh demokrasi. Jika kita melirik sekilas ke dalam peran sentral partai politik, pemegang peran dalam jalannya demokrasi menjadi jembatan penghubung bagi komunikasi masyarakat dan pemerintah, tapi apakah sudah. Apakah mereka yang berkuasa di atas sana sudah mendengarkan aspirasi masyarkat kita, mereka hanya sibuk dengan kepentingan diri sendiri dan haus akan kekuasaan. Dimana pilar demokrasi ini yang seharusnya ada ditengah kita dan selalu membela kita.

 Dalam sistem demokrasi modern, partai politik ini sering digambarkan sebagai salah satu pilar utama yang menopang tegaknya demokrasi Masyarakat Indonesia, partai politik diklaim menjadi sarana artikulasi serta penyatuan kepentingan rakyat, rumah pertama dalam proses rekrutmen kepemimpinan, serta jembatan antara masyrakat dan negara. Namun, apakah fungsi ideal ini benar-benar dijalankan oleh partai politik di negara ini, ataukah hanya sebuah slogan yang terpangpang hanya sebuah retorika kosong tanpa implementasi nyata.

 Indonesia sebagai negara demokrasi dengan sistem multipartai telah menyaksikan berbagai macam dinamika partai politik yang kompleks sejak era reformasi. Partai-partai mulai bermunculan di berbagai platform dan ideologi yang sertamerta dibawa, tapi seiring waktu, banyak di antaranya menghadapi kritik atas lemahnya internalisasi demokratis. Di jaman sekarang banyak partai yang dikuasai oleh segelintir elite yang memegang kendali penuh atas keputusan partai, tidak jarang kepemimpinan partai diwariskan secara turun-temurun dalam satu keluarga.

Lihat lah sekarang mereka seolah lupa dengan janji-jaji yang mereka gumamkan didepan kita. Mereka sibuk berbondong-bondong membuat slogan supaya kita tertarik. Mereka membangun citra partai politik yang bagus dan kuat, realita bahwa demokrasi di negara ini sungguh kacau memang benar adanya, para pegang partai sibuk mengabil "kursi jasa" yang telah disiapkan. Demokrasi seperti kata yang anti bagi mereka, seolah mereka tak paham tak mau tau apa itu demokrasi. 

Mereka pilar demokrasi tetapi tak paham apa itu demokrasi. Warga sipil beramai-ramai menyuarakan aspirasi, membuat tagar di media masa, demo mempertanyakan demokrasi kita, para partai politik ini seolah-olah diam dan tak mau tau apa yang terjadi. Masyakat membuat taggar Indonesia gelap saja ditertawakan dan di ejek oleh mereka "Dimana gelapnya? Saya bangun pagi tadi Indonesia masih cerah" kata yang keluar dari salah satu yang katanya pilar demokrasi kita, soalah tak mau dikritisi.

 Masyakat kitakah yang harus selalu mempertanya dan menengakkan demokrasi ini. Dimana para partai politik itu, seolah kita disadarkan dari mimpi indah kita bahwa tidak ada satupun partai politik yang benar-benar mewakili aspirasi rakyat, mereka wakil rakyat telah membangkang dan mengkonsolidasikan kekuasaan mereka tidak ada lagi partai "wong cilik" sebuah slogan memang benar adanya hanya slogan semata.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun