Saya tak bisa menganalisa kejiwaan si RR ini, namun dari membaca pesannya yang tersebar luas di jagat maya khususnya di kota Kendari, saya bisa menilai bahwasanya RR ini tumbuh dalam keluarga yang kurang harmonis, dimana RR ini tinggal bersama Ibunya dan seorang adiknya di sebuah rumah kost, sementara ayahnya tinggal di kampung.
Sepertinya keluarga RR ini adalah tipikal keluarga awam yang apa adanya, jauh dari tipikal keluarga modern yang peduli pada tumbuh kembang anak baik fisik maupun mentalnya, keluarga yang jauh dari pengetahuan bagaimana membangun komunikasi yang baik dan efektif dengan anak.
Terus terang hal seperti ini banyak terjadi di keluarga Indonesia, kehidupan dunia yang semakin keras dan tuntutan kebutuhan hidup yang semakin meningkat, kondisi seperti ini tentu bisa membuat orangtua kacau, stress dll yang berimbas kepada anak-anak yang belum mengerti apa yang sesungguhnya terjadi pada keluarganya.
Anak-anak yang polos dengan jiwa rapuh apalagi ditambah dengan cara pandangnya yang keliru dalam melihat realitas dunia, pada akhirnya akan membuat apa dan bagaimana seharusnya hubungan kasih sayang antara anak dan orangtua disalah tafsirkan oleh anak-anak.
Sudah menjadi fenomena bahwa kasih sayang orangtua itu diterjemahkan oleh anak-anak dengan mendapatkan semua apa yang mereka inginkan baik itu berupa benda ataupun perlakuan. Kita mungkin pernah mendengar kejadian bagaimana seorang remaja yang memilih mengakhiri hidupnya karena keinginannya tidak dipenuhi oleh orangtuanya, ada yang karena tak diberikan Handphone, ada yang tak diberi sepeda motor dll. Atau kejadian anak yang tega membunuh/menganiaya orangtuanya karena keinginannya tidak dituruti.
Ini mungkin adalah gejala umum yang melanda remaja jaman sekarang, generasi milenial yang tumbuh di keluarga yang masih berpikiran di belakang. Persoalan terbesarnya bukan pada anaknya, segala bentuk kerapuhan jiwa yang dialami oleh anak tidak terlepas dari kekurang mengertian lingkungan si anak terutama dari orangtuanya.
Bagaimana menyikapi fenomena ini, saya sendiri juga kurang mengerti. Kalau misalnya mengatasi penyakit menular, kan dengan vaksinasi atau imunisasi. Atau pencegahan dan penanganan stunting, dengan memantau tumbuh kembang anak, memperhatikan asupan protein nabati maupun hewani, serta perilaku hidup bersih dan sehat.
Tetapi untuk masalah kejiwaan anak, ini yang rada-rada sulit, terkadang gejalanya tidak terlihat sama sekali, sehingga teramat sulit untuk terdeteksi apalagi oleh keluarga awam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI