Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bisakah STY Ikuti Jejak Scaloni, Membawa Timnya jadi Juara

29 Desember 2022   23:01 Diperbarui: 29 Desember 2022   23:11 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal serupa kembali terulang di partai final saat bertemu Prancis, keunggulan 2-0 dengan mudahnya disamakan oleh seorang Mbappe. Kekeliruan terbesar Scaloni di partai tersebut adalah tetap dengan strategi awal mereka tetapi menggantikan Angel di Maria dengan Acuna, padahal tidak ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan dari penampilan Di Maria yang sangat aktraktif dan eksplosif mengobrak-abrik  pertahanan Prancis. Sebelumnya pun di 16 besar keunggulan Argentina nyaris disamakan oleh Australia. Beruntung Argentina punya Emi Martinez di bawah mistar gawang yang mampu menggagalkan peluang 99,9% lawan untuk mencetak gol.

Nah, hal yang hampir identik terjadi pada STY. Kemenangan 2-1 atas Kamboja tentu merupakan sebuah kerugian mengingat produktifitas gol akan sangat vital dalam penentuan juara grup. Mendominasi jalannya pertandingan, namun minim gol yang tercipta, Indonesia tetap terpaku pada strategi awal, meskipun ada pergantian pemain tetapi tidak pada strategi permainan.

Kita tentu masih ingat, di Piala AFF 2020 saat bertemu Singapura di leg kedua semifinal. Saat itu kita unggul 1-0 dan Singapura harus bermain dengan 10 orang pemain setelah pemain Singapura Safuwan Baharudin dikeluarkan oleh wasit. Bukannya menambah gol karena keunggulan numerik pemain Singapura justru mampu membalas gol menjadi 1-1. Bahkan Singapura kembali harus kehilangan seorang pemain lagi setelah Irfan Fandi dikartu merah wasit, tetapi justru mereka bisa membuat gol dan unggul 2-1.

Pratama Arhan bisa menyamakan skor 2-2, tetapi Singapura nyaris mempermalukan Indonesia setelah di masa injury time mendapatkan hadiah penalti, beruntung kita memiliki "Emi Martinez" nya Indonesia, Nadeo Argawinata yang mampu memblok sepakan penalti Faris Ramli. Indonesia akhirnya menang dramatis 4-2 melawan 8 pemain Singapura.

Hal yang hampir serupa juga terjadi kembali di laga kontra Thailand yang baru saja berlangsung sore tadi. Unggul 1-0, bahkan unggul jumlah pemain karena pemain pengganti Thailand yang baru saja masuk, Sanrawat Dechmitr dikartu merah oleh wasit usai melakukan pelanggaran keras terhadap Saddil Ramdani.

Alih-alih menambah gol, keunggulan pemain sepertinya tidak membawa pengaruh signifikan bagi permainan Timnas Garuda, Thailand masih tetap menguasai ball possesion dan bahkan mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1.

Secara umum permainan Timnas masih mengecewakan, masih kerap terjadi kesalahan elementer dari para pemain, meski secara kualitas pemain Indonesia tidak kalah dari pemain manapun untuk ukuran Asia Tenggara. Shin Tae Yong masih banyak PR yang kembali harus ia benahi. Sama seperti Lionel Scaloni, Shin Tae Yong adalah pelatih bagus tapi bukanlah pelatih hebat. Namun, kita berharap nasib STY sama dengan Scaloni yakni membawa Indonesia juara setidaknya di Piala AFF 2022 ini, semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun