Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mau Sampai Kapan Weser Kiri Belok Kanan Menghiasi Jalan Raya Kita

6 November 2022   22:18 Diperbarui: 7 November 2022   07:56 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana lalu lintas di jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Senin (1/6/2020)(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Di Indonesia, jalanan masih menjadi salah satu tempat yang berbahaya bagi keselamatan penggunanya. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya tingkat kecelakaan lalulintas yang menelan korban jiwa dan juga materi.

Kecelakaan lalulintas masih menjadi salah satu problem yang menyita perhatian kita semua, di mana berdasarkan data pada tahun 2017, tercatat kecelakaan lalulintas menyebabkan tiga orang meninggal dunia setiap jamnya.

Jumlah kecelakaan lalulintas terus meningkat sepanjang tahun, kecuali di masa pandemi covid-19 yang banyak menurun seiring dengan pembatasan mobilitas masyarakat. Namun, trend peningkatan jumlah kecelakaan lalulintas kembali mulai meningkat seiring dengan mulai longgarnya pembatasan mobilitas masyarakat.

Berdasarkan data, sebesar 61 persen penyebab angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia, disebabkan oleh faktor manusia, 30 persen diakibatkan oleh faktor yang terkait dengan prasarana dan lingkungan, dan hanya 9 persen diakibatkan oleh faktor kendaraan. 

Dari catatan kecelakaan lalulintas yang ada, penyumbang terbesar yang mendominasi kecelakaan lalulintas adalah pengendara sepeda motor yang jumlahnya mencapai 73 persen.

Tingginya angka kecelakaan lalulintas yang terjadi pada pengendara sepeda motor bukan hanya karena jumlah penggunanya yang memang banyak, akan tetapi perilaku dan budaya berlalulintas dari pengguna jalan merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kondisi berlalulintas di jalan. Seperti etika berkendara, pemahaman atas aturan berkendara, saling pengertian antar pengguna jalan serta kepatuhan dan juga kesadaran dalam berlalulintas yang terbilang masih rendah.

Jalan raya ataupun jalanan, tentu bukan saja digunakan oleh satu atau dua orang saja, bukan juga dilalui oleh satu atau dua moda angkutan saja. 

Di jalanan kita bisa bertemu dengan banyak orang yang menggunakannya dengan berbagai macam karakter, demikian pula di jalanan kita akan bertemu dengan banyak jenis moda angkutan, mulai dari moda angkutan tak bermotor, angkutan roda dua, roda empat dan kendaraan-kendaraan berat lainnya.

Tidak bisa kita pungkiri, bahwa masih ada banyak orang yang menganggap jika telah mampu menjalankan kendaraan apalagi sudah merasa lincah dan lancar mengemudi, maka mereka telah merasa aman dan boleh berkendara di jalan raya.

Fenomena seperti ini memang terlihat jelas di masyarakat, dan ini tentu merupakan satu kekeliruan yang fatal bagi keselamatan dan keamanan berlalulintas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun