Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepatu yang Terbuang

6 Juli 2020   17:18 Diperbarui: 6 Juli 2020   17:21 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Van Gogh, Drei Paar Schuhe. (Yungmeung.wordpress.com)

Kala tuan menapak hari, dengan sepatu fantovel parlente baru, sesungguhnya sepatu butut tuan dirundung gelisah, gurat-gurat nestapa membuatnya tak berarti

Layar panggung kehidupan tuan terus berjalan, menyimpan derita sepatu yang terabaikan, berjejalan dalam kotak dingin berdebu, teronggok menunggu waktu dan terbuang

Kenangan bermain di pelupuk mata waktu, dengan iringan elegi nestapa mahluk terbuang, sang sepatu berteriak mengerang pilu, laksana harimau terluka yang lapar

Wahai tuanku dahulu aku kesayanganmu, aku adalah gesitmu, aku pelindungmu, menjadi alas tapakmu pada apapun yang kau pijak, aku bagai mahluk mabuk yang tak peduli panas dan kotor

Derap langkahmu tuan, aku bawa menuju tujuannya, seperti serdadu gila yang mati rasa
menapak semua kesengsaraan, guna mencapai ujung yang akan kau raih

Kilap yang kemilau mengundang lirik, dengan semir terbaik engkau memanjakanku, semua itu tinggal kenangan yang menyesakkan, tiada lagi puja puji, aku kini hanya seonggok sampah yang belum sempat dibuang

Bagi para sepatu-sepatu penghuni etalase
lupakanlah jumawamu, dari manapun engkau berawal, tempat terakhirmu tak akan lebih baik dari sudut kotak sepatu bekas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun