Jakarta — Afgan kembali menyapa para penggemarnya lewat single “Kacamata”, sebuah lagu yang menjadi simbol perjalanan kariernya selama 15 tahun di industri musik. Lagu ini membuka album Retrospektif, proyek terbaru yang menandai kembalinya Afgan ke akar pop Indonesia setelah sempat fokus dengan lagu berbahasa Inggris.
“Retrospektif ini adalah perjalanan balik gue ke musik yang membesarkan gue,” ujar Afgan. “Dan Kacamata jadi pembukanya karena punya makna simbolis banget.”
Lagu Tentang Cinta yang Membutakan
Secara tematik, Kacamata mengisahkan seseorang yang mengubah dirinya demi cinta, namun justru kehilangan jati diri. Afgan menyebut lagu ini sebagai metafora tentang “pengkhianatan terhadap diri sendiri”.
“Kadang kita berusaha terlalu keras buat disukai orang lain sampai lupa siapa kita,” katanya. “Lagu ini pengingat supaya jangan sampai kehilangan arah.”
Selain pesan moralnya, Kacamata juga menyuguhkan nuansa musik pop-R&B yang modern. Ritme yang ringan dan lirik yang mudah dikenali menjadikannya lagu yang relatable untuk banyak pendengar.
Kolaborasi Enerjik di Balik Layar
Afgan menggandeng Iqbal Siregar sebagai pencetus ide melodi awal, sementara Petra Sihombing menjadi produser dan komposer utama. Kamga Mohammed turut berperan dalam penulisan lirik dan pengarahan vokal. Proses kreatif berjalan cepat dan harmonis—rekaman vokal rampung hanya dalam setengah hari, dan seluruh produksi selesai dalam dua bulan.
Berbeda dari lagu-lagu Afgan sebelumnya yang banyak menonjolkan piano, Kacamata menampilkan permainan gitar yang hangat dan dinamis, menambah kesan fresh tanpa kehilangan karakter khas Afgan.
Visual Nostalgia Penuh Simbol