Mohon tunggu...
Christopher Brandon Tjandra
Christopher Brandon Tjandra Mohon Tunggu... SMA Kolese Kanisius (Mahasiswa)

Mengamati, memproses, dan memahami.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Caranya Membangun Karakter dari Arena Cubing

4 Oktober 2025   23:14 Diperbarui: 5 Oktober 2025   11:44 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CC CUP XL | Sumber: Dokumentasi Penulis

Belajar Menghadapi Kekalahan

Pengalaman yang paling berkesan justru muncul ketika saya beralih menjadi peserta cubing. Rubik sebenarnya hanya hobi yang saya lakukan di waktu senggang. Saya tidak berlatih secara serius, hanya menjadikannya permainan untuk melatih fokus dan ketenangan.

Namun, ketika bertanding di CC Cup, saya dihadapkan pada peserta yang berlatih dengan sangat serius. Beberapa peserta SMP mampu menyelesaikan cube di bawah 10 detik. Saat itulah saya memahami bahwa kekalahan tidak mengenal usia, status, atau pengalaman.

Kalah dari peserta SMP terasa seperti pukulan bagi ego, tetapi sekaligus menjadi pelajaran berharga tentang kerendahan hati. Saya menyadari bahwa hobi sederhana bagi saya bisa menjadi ladang prestasi besar bagi orang lain. Kekalahan itu menumbuhkan rasa hormat terhadap lawan dan rasa syukur karena diberi kesempatan belajar dari mereka.

 Menang dalam pertandingan hanyalah bonus, tetapi menang atas diri sendiri adalah tujuan sejati.

Krisis Karakter dan Jawaban dari Cubing

Apa hubungan antara kekalahan di arena cubing dan kasus keracunan MBG? Sekilas keduanya tidak berkaitan, tetapi sebenarnya keduanya sama-sama menyingkap kelemahan karakter.

Kasus MBG muncul karena kecerobohan, ketergesaan, dan minimnya rasa tanggung jawab dalam proses produksi dan distribusi makanan. Sementara itu, kekalahan di cubing muncul karena kurangnya latihan, kepercayaan diri yang berlebihan, atau ketidaksiapan menghadapi tekanan. Keduanya menunjukkan satu hal penting, yakni perlunya karakter yang tahan terhadap proses panjang dan tekanan nyata.

Sebagai panitia cubing, saya belajar pentingnya kesabaran dan ketelitian. Sebagai peserta, saya belajar menerima kekalahan dengan lapang dada. Kedua peran tersebut memperlihatkan dua sisi pembentukan karakter yang utuh: belajar memberi dan belajar menerima.

Karakter tidak lahir dari kemenangan, melainkan dari cara seseorang menghadapi kekalahan.

Karakter sebagai Benteng Krisis Zaman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun